Uni Eropa Maju Bersama Indonesia Dengan Optimis
Hubungan Indonesia dengan Asosiasi Eropa erat. Selain membawa, kekeluargaan, kedekatan. ini juga membawa, berbagai, perbedaan, penilaian. Bagaimanapun, kedua, pemain memilih untuk, tetap berharap dan fokus, pada hal-hal yang perlu ,untuk memberikan manfaat bagi, semua orang.
Hal tersebut, diungkapkan, Denis Chaibi, Perwakilan Asosiasi ,Eropa (UE) untuk, Indonesia, Senin (12/11/2023), di Jakarta.Di tengah situasi, sulit seperti, sekarang, negara-negara. berbasis popularitas, harus mengambil, tindakan,” kata utusan, tersebut, yang baru saja, memasuki bula,n ketiga masa jabatannya.
Ia memahami, hubungan, Indonesia dengan UE selama ,beberapa tahun terakhir diliputi. pemberitaan, mengenai Indonesia-EU Exhaustive, Association Understanding, (IEU-CEPA) yang seolah tak kunjung usai. Menurut Chaibi, kesepakatan diyakini bisa selesai sebelum masa jabatan Presiden Joko Widodo berakhir.
Hingga saat ini, sudah ada 16 pertemuan antara Indonesia dan UE yang mengkaji IEU-CEPA. Hal ini tidak termasuk pertemuan sampingan untuk membicarakan isu-isu yang tidak ambigu. Hambatan terbesar yang dibicarakan adalah pelaksanaan norma kualitas UE.
Chaibi mengakui bahwa pada tahap awal perundingan, UE tampaknya menuntut agar prinsip-prinsip ini dipenuhi. Saat ini, metodologi membuat kemajuan dalam pemahaman dan signifikansi.
Kami berusaha menjelaskan hal ini sebaik mungkin bagi dunia,” kata Chaibi.
Hal itu yang diyakininya jika Indonesia bisa mencapai prinsip mutu UE, maka produk Indonesia akan mudah dikenal di pasar dunia karena kualitasnya sudah terbukti. Dalam pandangan UE, Indonesia juga dianggap layak untuk mencapai level ini.
Terlepas dari, kendala-kendala khusus tersebut, Chaibi mengatakan I,ndonesia dan UE tetap, berharap bahwa kolaborasi dalam, berbagai perspektif, dapat diselesaikan dan, dikembangkan, dengan baik.
“Daripada hanya, terpaku pada masalah-masalah, khusus, Indonesia dan UE, lebih fokus pada kemauan, politik bersama untuk terus maju, dan mencari tahapan yang dapat digunakan, untuk mencapai kesuksesan, bersama. Meskipun demikian, perbincangan, IEU-CEPA sendiri terus mendapat perhatian. bertahap,” kata Chaibi.
Ia mengatakan, UE lebih banyak, melakukan bisnis. dengan Malaysia dibandingkan, dengan Indonesia. “Ini merupakan, angka yang, luar biasa karena. Indonesia adalah pasar, dan pembuat terbesar,, di Asia Tenggara. Kita secara keseluruhan perlu memperluas pertukaran dan usaha,” ujarnya.
Salah satu, tugas Konsulat UE di, Jakarta adalah menjadikan. Indonesia sebagai, tempat yang optimal ,bagi para pendukung keuangan, di Eropa. Bagi Indonesia, spekulasi dari Eropa, selain, meningkatkan, kemampuan dan dominasi inovasi, juga dapat, menciptakan lingkungan produksi, yang ramah lingkungan.,
Masalah Palestina
Satu lagi kesamaan antara Indonesia dan UE adalah dukungan terhadap umat manusia di Palestina. Menjelang awal konflik Israel dengan Hamas pada tanggal 7 Oktober, UE tampaknya telah berpisah dengan alasan bahwa Perancis dan Spanyol menekankan bahwa bantuan sosial untuk Palestina tidak boleh dihentikan. Selain itu, ada beberapa negara bagian UE yang pemerintahnya telah mengatakan kepada media bahwa UE akan menangguhkan pembayaran.
Chaibi memahami bahwa elemen-elemen di UE adalah hal biasa dalam asosiasi lokal yang berbasis popularitas. Setiap negara mempunyai pilihan untuk menawarkan sudut pandang. Meskipun demikian, posisi UE sebagai asosiasi provinsi yang beranggotakan 27 orang tercermin dalam proklamasi Presidium Eropa, Kamar Eropa, dan Parlemen Eropa.
Hingga saat ini, lanjut Chaibi, UE telah menjadi penyumbang terbesar bagi masyarakat Palestina. Kedekatan ini memungkinkan UE untuk berbicara langsung dengan Palestina, Israel dan Mesir untuk membantu memahami perpecahan yang penuh belas kasih. Korespondensi terus diberdayakan agar bantuan dapat disalurkan hingga ke Gaza.
Jumat lalu, UE melaporkan bantuan sebesar 200 juta euro untuk Gaza atau dua kali lipat dari pembiayaan yang mendasarinya. “Minggu lalu, saya dan rekan-rekan utusan Eropa di Indonesia bertemu dengan Imam Asing Retno Marsudi untuk mengkaji pemberian panduan bermanfaat ke Gaza,” kata Chaibi.
Satu lagi kesamaan antara Indonesia dan UE adalah dukungan terhadap umat manusia di Palestina. Menjelang ,awal konflik, Israel dengan Hamas, pada tanggal 7 Oktober, UE tampaknya telah berpisah ,dengan alasan bahwa Perancis dan Spanyol, menekankan bahwa, bantuan sosial untuk Palestina tidak boleh, dihentikan. Selain itu, ada beberapa negara bagian, UE yang, pemerintahnya telah mengatakan kepada m,edia bahwa UE akan menangguhkan pembayaran.
Chaibi memahami bahwa elemen-elemen di UE adalah hal biasa dalam asosiasi lokal yang berbasis popularitas. Setiap negara mempunyai pilihan untuk menawarkan sudut pandang. Meskipun demikian, posisi UE sebagai asosiasi provinsi yang beranggotakan 27 orang tercermin dalam proklamasi Presidium Eropa, Kamar Eropa, dan Parlemen Eropa.