Rivalitas Yang Tiada Habis Nya Letupan Api Argentina

Rivalitas Yang Tiada Habis Nya Letupan Api Argentina
Bara-bara perselisihan pertemuan publik Argentina dan Brasil di kualifikasi Piala Dunia 2026 belum sepenuhnya surut. Perlawanan kedua negara akan terjadi di level U-17. Kedua negara akan bersaing memperebutkan tiket ke putaran akhir Piala Dunia U-17 di Lapangan Jakarta Worldwide, Jumat (24/11/2023) pukul 19.00 WIB.

Misi pembalasan diakhiri oleh tim Argentina U-17. Mereka memiliki dua tujuan menarik untuk mengalahkan Brasil. Pertama dan terpenting, Argentina U-17 dihancurkan oleh Brasil, 2-3, dalam gelaran Amerika Selatan U-17 2023. Dalam gelaran itu Brasil akhirnya tampil sebagai juara, sementara Argentina diperkirakan bakal iya di peringkat ketiga.

Klarifikasi selanjutnya, massa publik Argentina baru saja mendapat pengalaman kurang mengenakkan saat menyambangi markas Brasil di Lapangan Maracana pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan sempat kebobolan selama 30 menit karena adanya penonton termasuk fans Argentina, polisi Brazil dan fans Brazil.

Mitra Argentina malah harus lari ke tengah akibat mengalami penipisan di bagian kepala. Pada laga itu, Brasil kalah 0-1. Itu adalah, kecelakaan paling penting yang, dialami Brasil saat. menghadapi Argentina, di kandang sendiri pada, ajang kualifikasi Piala Dunia.

Sebelum episode, di Lapangan Maracana, bentrokan, antar mitra juga menandai, pertandingan antara klub. Argentina, Boca, Youths, dan spesialis Brasil, Fluminense, di ibu kota Brasil, Rio de, Janeiro, sebelum final Copa, Libertadores.

Pertentangan antara Argentina dan Brasil telah berlangsung cukup lama. Awalnya perlawanan terjadi antar klub di kedua negara. Terlepas dari itu, perselisihan ini secara logis menjadi serius sejak Argentina membawa kembali gelar Piala Dunia terpenting mereka pada tahun 1978 dan terus berlanjut hingga saat ini.

Perasaan itu pun menjalar ke pertemuan U-17 kedua negara. Pelatih Argentina U-17 Diego Placente dengan blak-blakan pasrah bahwa laga perempat final Piala Dunia U-17 melawan Brasil merupakan kesempatan ideal untuk membalas kemalangan mereka dalam perebutan gelar Amerika Selatan U-17.

“Para pemain muda sebenarnya ingin mendapat imbalan dalam pertandingan berikutnya melawan Brasil. Yang penting adalah, lambat laun mereka lebih mampu dan tidak akan bermain di level yang sama. Kami umumnya bermain dengan baik hari itu dan menyesuaikan diri ketika mereka ditanggapi cepat dengan tujuan lain.”Anda memang ingin mendapatkan dari nuansa seperti itu karena di Piala Dunia hal-hal seperti itu bisa membuat Anda tersingkir,” ujar Placente dikutip dari situs FIFA.

Argentina memastikan hal ini dengan memberikan contoh positif. Usai dikalahkan 1-2 oleh Senegal di laga awal, mereka justru berpeluang menang di laga berikutnya. Terus menerus, Argentina mencetak 12 gol dan hanya kebobolan satu gol dalam tiga pertandingan terakhir.

Ketajaman Argentina tampak semakin bertambah ketika mereka melibas Venezuela, 5-0, di babak 16 besar. Para pemain Argentina bermain begitu tanpa hambatan dan kemajuan mereka coba dikaji oleh musuh. Apalagi, striker Agustin Ruberto sedang dalam performa terbaiknya setelah mencetak lima gol dalam empat pertandingan.

Sedangkan pemain sayap Santiago Lopez punya pilihan untuk memasuki sepertiga akhir gawang lawan dengan pergerakannya. Kecuali Ian Subiabre yang tampil memukau dengan peningkatan kuatnya melewati rintangan lawan hingga ia punya pilihan untuk menabrak pusat asuransi Venezuela. Nama-nama ini patut menjadi perhatian utama Brasil.

“Kami semua telah berkolaborasi cukup lama. Pelatih menyebutkan bahwa kami bermain dengan cara tertentu dan menyoroti bagaimana tim senior mewujudkannya. Melawan Brasil, kedua tim mengamuk untuk menang. Oleh karena itu, kami akan memberikan yang tanpa rasa takut Di Sudamericano, kami merasakan sensasi yang luar biasa setelah mereka mengalahkan kami. “Bagaimanapun, suatu saat nanti kami mendapat kesempatan untuk mendapatkan kompensasi di Piala Dunia,” kata Lopez.

Tak hanya Argentina, Brasil juga mencari cara untuk kembali ke performa terbaiknya usai kalah telak, 2-3, dari Iran di laga pembuka Piala Dunia U-17. Pasca musibah itu, Brasil merevisi jaminan dan strategi bermainnya. Dengan begitu, silaturahmi yang disiapkan pelatih Phelipe Leal sukses dibersihkan untuk meraih kemenangan pada laga pendamping.

Brazil bahkan rela mengalahkan salah satu tim unggulan untuk meraih kemenangan, Inggris di laga terakhir Social C, kemudian memulangkan area solid untuk Ekuador di babak 16 besar. Kaua Elias dengan sifat wawasannya sebelum mencetak gol akan menjadi risiko bagi Argentina. Selain itu, ada Estevao Willian dengan kemampuannya yang tumpah ruah yang siap melenyapkan pengawasan ketat dan berlapis Argentina.

“Ini akan menjadi pertandingan lain, itulah yang kami ketahui. Kami ingin tetap waspada terhadap obsesi dan lebih berpartisipasi mengingat ini akan menjadi mitra penting bagi pengumpulan kami dalam perlawanan ini. Kami akan fokus pada musuh. sumber daya dan fokus pada sikap pelatih untuk menang,” kata gelandang asal Brasil, Dudu.

Selain Argentina dan Brasil, laga-laga menegangkan lainnya juga bakal tersaji di Jakarta Overall Field. Legenda Piala Eropa U-17 2023, Jerman, akan diadili Spanyol sebagai tandem untuk lolos hingga penyesuaian akhir. Spanyol tidak dalam performa terbaiknya meskipun faktanya menyingkirkan Jepang di babak 16 besar adalah hal yang baik.

Keamanan Spanyol langsung lemah menyusul kebobolan tiga sasaran dalam dua laga terakhir. Sementara itu, Jerman masih belum kehilangan ketajamannya dengan tak henti-hentinya mencetak tiga gol di setiap laga Piala Dunia U-17.