Hamas Dan Israel SAma Mengalami Kerusakan Yang Parah

Hamas Dan Israel SAma Mengalami Kerusakan Yang Parah

Hamas Dan Israel SAma Mengalami Kerusakan Yang Parah
Asosiasi Eropa juga menjunjung sanksi terhadap jemaah Israel di Tepi Barat. Persetujuan ini menambah daftar perubahan mentalitas mitra Israel di tengah Perang Gaza tahun 2023. Semakin sulit bagi Israel untuk menang dalam konflik tersebut.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan bantuan untuk sanksi terhadap para pionir. “Meningkatnya kebrutalan jamaah haji fanatik menyulitkan warga Palestina,” ujarnya, Rabu (13/12/2023), di Brussels, Belgia.

Dia mengatakan bahwa kebiadaban yang dilakukan oleh para pionir Israel di Tepi Barat tidak ada hubungannya dengan perlindungan dari Hamas. Perilaku jamaah haji justru melemahkan kemungkinan kerukunan di kawasan tersebut.

Boikot tersebut berlaku jika pionir tersebut dikaitkan dengan penyerangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat. AS baru-baru ini mengumumkan boikot semacam itu. Meski begitu, hingga saat ini belum ada seluk-beluk khusus dalam pelaksanaannya.

UE telah lalai untuk mengambil sikap dalam perang Gaza. Beberapa orang sepenuhnya mendukung intrusi Israel ke Gaza. Sementara itu, negara-negara lain memerlukan gencatan senjata secepatnya.

Tidak hanya dari pihak UE, tuntutan gencatan senjata juga disampaikan oleh mitra AS-Israel dari berbagai daerah. Australia, Selandia Baru dan Kanada saat ini mendukung gencatan senjata di Gaza.

Mereka juga menolak kemungkinan Israel menguasai Gaza pasca konflik ini. Masyarakat Gaza dan Tepi Barat harus diberi kebebasan penuh untuk menentukan siapa pemimpin mereka.

Sementara itu, Paus Fransiskus kembali meminta gencatan senjata di Gaza. Dia juga meminta agar semua tahanan dibebaskan oleh Hamas dan membantu pasokan mengalir tanpa hambatan ke Gaza.

Mentalitas ini berulang kali disampaikan oleh pemimpin umat Katolik yang paling terkemuka itu. “Semoga penderitaan buruk yang dialami warga Israel dan Palestina berakhir,” katanya.

Permintaan serupa diajukan oleh Pejabat Tinggi Hoki99 PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi. “Bencana besar yang penuh belas kasihan sedang terjadi di Gaza sejauh ini DK PBB telah lalai mencegah terjadinya kejahatan,” katanya.

Perang Gaza diperkirakan akan menambah masalah pengasingan di Timur Tengah. Saat ini, terdapat 114 juta pengungsi di seluruh dunia dan beberapa di antaranya berada di negara-negara Timur Tengah. “Bahaya pembatasan pergerakan semakin meluas di distrik ini,” katanya.

Sementara itu, Ketua Diskusi Kajian Palestina di Moshe Dayan Place for Center Eastern and African Examinations, Michael Milstein, mengatakan, hingga saat ini konflik baru saja berujung pada kehancuran Gaza. “Meskipun demikian, Israel masih jauh dari melenyapkan Hamas. Sebagian besar pertempuran masih berlangsung, mereka punya roket,” katanya kepada media Israel, The Jerusalem Post.

Faktanya, pemerintah Israel berulang kali menggarisbawahi tujuan intrusi Gaza untuk melenyapkan Hamas. Israel fokus pada konflik yang akan terus berlanjut sampai Hamas hancur.

Milstein mengatakan bahwa penghancuran berbagai struktur pemerintahan di Gaza tidak ada gunanya dalam mengatasi Hamas. Karena Hamas tidak perlu repot-repot menggunakan struktur ini untuk melanjutkan upayanya menghalangi Israel. “Bagi Hamas, oposisi secara umum merupakan hal yang signifikan,” katanya.

Oposisi akan terus berlanjut terlepas dari apakah para pionir Hamas di Gaza terbunuh atau tidak.

Dia memperingatkan bahwa Israel akan menghabiskan banyak aset dalam konflik ini. “Tidak akan ada persetujuan massal dari individu Hamas. Israel tidak akan selalu bisa mengumumkan bahwa tujuannya di Gaza telah tercapai. Terlalu dini untuk mengatakan bahwa Hamas akan dilenyapkan,” katanya.

Juru bicara di Perguruan Tinggi Yahudi Yerusalem, Danny Orbach, mengatakan bahwa serangan Israel pasti akan menurunkan kapasitas Hamas untuk menguasai Gaza. Dengan kejadian-kejadian yang terjadi saat ini, hanya itulah yang bisa dicapai oleh Hamas.

Baginya, mendukung keberhasilan Hamas atau Israel adalah hal yang menyusahkan. “Dalam konflik ini, sering kali terjadi kasus seperti itu. Dalam perang jalanan ini, tidak dapat disangkal bahwa sulit untuk mengetahui siapa pemenangnya,” katanya.

Israel dan Hamas sama-sama mengalami kerugian besar. Lebih dari 100 tentara Israel tewas dalam serangan di Gaza. Sejujurnya, militer Israel (IDF) memiliki peralatan yang jauh lebih baik daripada Hamas dan kelompok penghalang Palestina lainnya.

Sementara itu, Gaza kehilangan hampir seluruh 35 klinik medis di wilayah tersebut. Klinik darurat yang berlebih tidak dapat berfungsi dengan baik karena fasilitas lain telah dilenyapkan oleh Israel.

Layanan Kesejahteraan Palestina melaporkan bahwa persediaan antibodi untuk anak-anak di Gaza telah habis. Klinik juga mengalami masalah dalam memberikan layanan kesehatan anak.