Gaya Hidup Zero Waste Untuk Menyelamatkan Lingkungan
Saat ini, semua orang sudah sampai pada titik di mana gaya hidup zero waste benar-benar harus diterapkan.
Hal ini mengingat sampah mulai berceceran, mencemari daratan, lautan, dan iklim secara umum.
Jika hal ini tidak dilakukan sejak dini, sistem biologis dan iklim tempat tinggal hewan dapat terganggu.
Kalau begitu, bagaimana cara hidup zero waste bisa dilakukan?
Mewujudkan Zero Waste lebih jauh lagi
Apa yang Anda bayangkan saat pertama kali mendengar istilah zero waste? Benarkah yang Anda katakan dalam hati, “sulitnya hidup tanpa membuat sampah”?
Memang benar, jaman sekarang membuang sampah memang susah-susah gampang. Apalagi banyak, masyarakat yang, justru memanfaatkan, plastik sekali, pakai.
Meski banyak, toko kelontong yang, tidak menggunakan, plastik sekali, pakai, namun UMKM justru. memanfaatkannya karena murah, dan mudah, didapat.
Menurut, banyak orang, zero waste masih merupakan, sebuah impian, karena konsep. tersebut masih belum, terealisasi, dengan jelas.
Ini secara, langsung menyiratkan, bahwa setiap orang, masih penting bagi, aliran limbah moneter.
Merinci dari Middle for Ecotechnology, zero waste merupakan cara berpikir yang telah berubah menjadi gaya hidup.
Gunanya untuk memberi, energi pada pola, keberadaan aset, dengan memanfaatkan. kembali barang-barang, yang sudah menjad,i sampah.
Selain memanfaatkan, sampah yang dapat. digunakan kembali, gaya hidup, zero waste juga dilakukan dengan, menghindari, penggunaan, plastik sekali, pakai.
Gaya hidup, zero waste bukan. hanya tentang penggunaan, kembali. Hal ini sering kali menimbulkan kebingungan tentang pentingnya zero waste.
Tidak ada, pemborosan yang dimulai, dari penolakan, pengurangan,, dan penggunaan. kembali, sejujurnya. Setelah ketiganya, menjadi yang tercepat, penggunaan, kembali dan kerusakan, akan menyusul.
Merinci dari Keputusan yang Lebih Ramah Lingkungan, berikut ini adalah barang-barang sekali pakai yang tidak boleh digunakan dalam gaya hidup tanpa limbah:
Gelas plastik atau karton sekali pakai.
Sedotan, termasuk sedotan kertas.
Paket kertas dan makanan yang dilampirkan oleh restoran.
Kemasan plastik sekali pakai.
Kendi plastik.
kaleng aluminium
Saluran espresso kertas.
Pisau cukur sekali pakai.
Botol pembersih mandi.
Tempat makanan yang ditangani.
Karung plastik makanan yang ditangani.
Setelah memahami hal-hal apa saja yang tidak boleh digunakan dalam gaya hidup zero waste, berikut cara untuk melaksanakannya.
Penerapan Cara Hidup Zero Waste
Merinci dari US Natural Security Office, gaya hidup zero waste dilakukan dengan memperbarui kerangka modern satu arah.
Ini diselesaikan dalam kerangka bulat, yang berarti bekerja pada lingkungan normal.
Langkah awalnya adalah membuat barang yang kuat, dapat digunakan kembali, atau didaur ulang secara efektif untuk digabungkan.
Pasti banyak orang yang kritis dan sinis dengan istilah zero waste. Mereka menganggap, hal ini tidak, dapat .dimengerti.
Bagaimana mungkin, manusia yang hidup, di zaman sekarang seperti ini ,tidak menghasilkan sampah?
Memulai gaya hidup no waste di tengah kondisi fondasi dan masyarakat yang tidak mendukung memang sulit.
Selain itu, masih banyak jenis makanan dan minuman yang disajikan dengan menggunakan plastik.
Sebelum bercerita lebih jauh, ada baiknya Anda simak terlebih dahulu 5 kegunaan gaya hidup zero waste:
1. Tolak (Tolak)
Kemunduran diakhiri dengan penolakan untuk memanfaatkan hal-hal yang berpotensi menjadi pemborosan.
Penurunan adalah langkah awal, dan yang utama dalam zero waste.
Ketika para Ibu menolak hal-hal yang berpotensi menjadi sampah, ada alasan kuat mengapa para Ibu harus kembali menerapkan gaya hidup zero waste.
2. Mengurangi (menurun)
Diminish diakhiri dengan menghilangkan barang-barang yang tidak terpakai dari dalam rumah. Daripada menyimpannya, Bunda bisa memberikannya kepada orang lain.
Dengan asumsi, Anda menganggap, barang tersebut benar,-benar memiliki, nilai, Bunda mungkin akan, menjualnya dengan harga, yang lebih murah.
Diminish dimulai, dari gagasan bahwa semakin. sedikit barang berarti, semakin sedikit sampah, yang dihasilkan.
Selain itu, memberikan barang,-barang tak terpakai, yang masih bisa dimanfaatkan. akan berdampak positif, bagi individu yang mendapatkannya.
3. Penggunaan Kembali (Gunakan Kembali)
Penggunaan kembali diselesaikan dengan menggunakan kembali barang-barang yang sudah ada. Menerapkan strategi ini membantu para Ibu dalam menghemat banyak barang lho.
Misalnya, daripada menggunakan tisu, Bunda bisa memanfaatkan kain lap, kain atau serbet.
Benda-benda tersebut dapat menggantikan fungsi jaringan, namun dapat digunakan berulang kali. Ini berarti bahwa para Ibu telah membunuh pemborosan jaringan jika Anda melakukan ini.
Hal yang sama juga berlaku saat berbelanja. Sebaiknya para ibu membawa karung sendiri dari rumah, dibandingkan menggunakan plastik sekali pakai.
Hal ini sudah, dilakukan di beberapa, toko kelontong dan, tempat makan di, Indonesia.
Orang-orang, tertentu, bagaimanapun juga, membawa, wadahnya sendiri untuk ,membeli makanan atau, minuman, misalnya wadah kaca, atau wadah, makanan.
4. Penggunaan Kembali (Reuse)
Dengan, asumsi tahap, 1 hingga 3 sudah dilakukan, namun masih ada beberapa. hal yang mungkin bisa, dibuang, lakukan langkah, berikut, khususnya penggunaan, kembali.
Hal utama dalam gaya hidup zero waste adalah menjaga diri agar tidak menimbulkan sampah baru.
5. Pembusukan (Pembusukan)
Strategi terakhir adalah dengan memecah sampah atau menjadikannya pupuk. Langkah terakhir ini dilakukan pada pemborosan makanan.
Penanganan pupuk kandang dapat dimanfaatkan sebagai kompos tanaman. Tentu saja hal ini baik untuk tanah dan iklim.
Ingin melanjutkan gaya hidup zero waste?
Salah satunya adalah penolakan penggunaan karung plastik, dan membawa bekal belanjaan dari rumah.
Terapkan cara-cara ini dengan andal, dimulai dari keluarga. Interaksinya sulit.
Meski begitu, hal ini tidak boleh disalahkan agar tidak dimulai. Cobalah untuk tidak menghakimi seseorang yang belum melaksanakannya.
Perlu diingat, zero waste bukanlah sebuah tujuan, melainkan sebuah siklus. Tujuannya adalah untuk bekerja pada lingkungan dan kesejahteraan bumi untuk anak dan cucu masa depan.