Tampil Lebih Baik lagi Prancis Masuk Ke Semifinal

Tampil Lebih Baik lagi Prancis Masuk Ke Semifinal
Tim muda Prancis mendapat kehormatan atas eksekusi dewasanya saat mengalahkan Uzbekistan, 1-0, pada laga perempat final Piala Dunia U-17 2023, Sabtu (25/11/2023), di Manahan Arena, Surakarta. , Jawa Fokus. “Les Bleuets”, atau The Little Blues, mendapat tempat di babak penyisihan yang menjadikan mereka lebih seperti hadiah kompetisi pemuda FIFA kedua.

Pemain Perancis yang tanggal lahirnya biasanya 1 Januari 2006 muncul melebihi usianya. Tidak ada hiruk-pikuk atau depresi meskipun mereka berulang kali melancarkan serangan yang gagal menciptakan gol melawan Uzbekistan.

Hingga memasuki momen ke-82, Les Bleuets sudah menciptakan 22 tembakan, dan hanya satu tembakan yang tepat sasaran. Hal tersebut tak menyurutkan kegigihan para pemain Prancis untuk terus memikat Uzbekistan dari segala lini.

Para pemain, Prancis fokus, dengan aksinya yang, membuka pintu, untuk melakukan. tembakan di kotak, hukuman Uzbekistan. Sepanjang, pertandingan, para pemain Prancis, tidak terlalu, berpikir untuk menembak, dari luar kotak penalti.

Mereka tetap, sabar memainkan, umpan silang ke ,arah kotak penalti, kemudian disambung, dengan umpan pendek satu-dua, sebelum wilayah, hukuman Uzbekistan.

Gol yang diharapkan Prancis muncul pada menit ke-83 lewat sontekan gelandang pengejar Ismail Bouneb. Itu merupakan tembakan ke-24 yang dilakukan anak asuh Jean-Luc Vannuchi pada laga tersebut. Prancis sudah memiliki satu tembakan yang masing-masing berhasil diselamatkan oleh tiang gawang dan mistar gawang Uzbekistan.

Ini adalah hasil kerja keras dari semua pemain,” ungkap Bouneb usai pertandingan.

Ketenangan pemain tingkat ahli juga ditampilkan dalam permainan hati-hati. Pasangan bek tim Prancis, Bastien Meupiyou dan Joachim Kayi Sanda, mampu menghentikan serangan Uzbekistan dengan baik dan mengarahkan ritme aliran bola selama waktu yang dihabiskan untuk mengejar dari lini belakang.

Meupiyou dan Kayi Sanda juga tidak bereaksi berlebihan. Hal itu ditunjukkan keduanya saat mendapat tekanan dari penyerang tengah Uzbekistan, Amirbek Saidov, yang antusias menekan mereka saat memainkan bola di sepertiga terakhir zona penjagaan Prancis.

Dengan demikian, Prancis menorehkan sejarah baru sebagai grup utama yang tak menyerah satu gol pun hingga babak perempat final Piala Dunia U-17. Pada laga melawan Uzbekistan, kiper Prancis, Paul Argney, baru melakukan dua kali recovery mendesak dari sundulan pemain sayap pembatas, Yakhyo Urinboev, saat laga memasuki momen 45+3 dan sundulan Saidov di momen 90+9.

Vannuchi memahami, kesulitan timnya menghancurkan pertahanan Uzbekistan menjadi bukti bahwa diplomat utama Asia di babak perempat final adalah tim yang punya level permainan tinggi. Menurut Vannuchi, Uzbekistan menunjukkan penampilan cemerlang serupa ketika mereka menahan Spanyol dan membunuh Inggris.

Anak-anak juga saling mendukung agar kami bisa menang dan hanya tinggal satu pertandingan lagi untuk muncul di babak final. terakhir,” kata Vannuchi.

Sementara itu, Mentor, Kolaborator Uzbekistan, Anvar Rakhimov, mengapresiasi. jiwa juang timnya yang, menampilkan, penampilan terbaiknya ,melawan Prancis. Meski, kecewa karena, tidak melaju ke babak, berikutnya, kata Rakhimov, penampilan di, Piala Dunia U-17 merupakan ,sumber penting, untuk menumbuhkan, talenta remaja terbaik di tim, Uzbekistan, saat ini.

untuk memiliki masa, depan yang cerah,” kata Rakhimov.

Kekalahan dari Prancis menyebabkan Uzbekistan lalai menetapkan standar lain untuk tampil di babak penyisihan. Prestasi perempat final mereka di Indonesia 2023 identik dengan perjalanan mereka di versi Meksiko 2011.

Dengan lolos ke babak penyisihan, Prancis semakin dekat untuk tampil di babak kedua terakhir Piala Dunia U-17. Pada acara utama, mereka menjadi pemenang kejuaraan pada rilisan Trinidad-Tobago 2001.

Bagaimanapun, Vanucchi menggarisbawahi bahwa jalan untuk menjadi yang teratas tidak akan mudah. Mereka akan melalui dua laga tersulit yang pernah mereka jalani di Indonesia.

Sementara itu, kehadiran Rakhimov di lapangan untuk berangkat bersama kru Serigala Putih karena hukuman kartu merah yang diberikan Mentor Jamoliddin Rakhmatullaev. Artinya Rakhmatullaev hanya diperbolehkan menonton pertandingan grupnya dari tribun Naratama.

Berada di tribun Naratama tak membuat Rakhmatullaev tak terlibat. Dia tetap mantap dalam membimbing anak-anak di bawah pertimbangannya.

Teriakan tersebut mulai terdengar pada momen ke-23 ketika para pemain Uzbekistan kerap kesulitan menguasai penguasaan bola. Pada momen ke-60, Rakhmatullaev meneriaki rekannya, Rakhimov, dengan melakukan gerakan pengganti sambil berkata dengan riuh, “Behruzjon”. Itulah nama pemain bertahan Uzbekistan, Behruzjon Karimov, yang kemudian menggantikan Urinboev.

“Memainkan pertandingan penting ini tanpa kehadiran pelatih kami memang merepotkan. Dialah sosok yang berperan utama di grup ini,” kata Rakhimov.