Menjalin Gaya Hidup Sehat Di Hari Tua

Menjalin Gaya Hidup Sehat Di Hari Tua
Berbagai penghuni lansia terlihat menginvestasikan energinya di sore hari dengan menatap tayangan jaringan di Panti Jompo Berea yang terletak di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, Senin (29/5/2023). Kebetulan mereka sedang berbincang satu sama lain.

Di rumah tersebut, tinggal 12 wanita tua yang jauh dari keluarga mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental para lansia agar tetap sehat dan bugar di usia lanjut.

Di dalam rumah singgah terdapat bangunan utama bercat krem. Struktur dasar dikelilingi oleh bangunan-bangunan kecil yang berisi ruang santai, beberapa kamar penghuni, dapur, serta bagian depan dan teras yang ditanami pepohonan.

Lusia Kristianti (71) atau biasa disapa Oma Lusi sudah cukup lama tinggal di panti jompo tersebut. Bahkan di usianya yang sudah lanjut, ia masih mampu menyampaikan dengan lancar dan dengan kata-kata yang jelas. Saat dia duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar, dia terserang penyakit polio sehingga dia tidak bisa berjalan tanpa tongkat beberapa waktu yang lalu.

“Sejak saya hampir tidak ada, saya mengidap polio. Sampai saat ini, ketika saya berjalan, saya jarang ditopang. Kalau dipikir-pikir, di shelter ini saya selalu berolahraga, kecuali saat istirahat,” ungkapnya. Wanita asal Salatiga, Focal Java, ditemui di sela-sela waktu santainya, Senin (29/5/2023).

Tak hanya bekerja di dunia nyata, Oma Lusi juga fokus pada kondisi kesehatan mentalnya agar terhindar dari tekanan dan pemikiran negatif. Sambil sesekali nyengir dan terkekeh, Oma Lusi menuturkan, rasa apresiasi membuat kunjungannya terdengar ceria dan ceria.

Tiap hari kita memang melakukan aktivitas ringan bersama dan berdoa bersama, semuanya membuat kita puas. Jadi, apa pun yang kamu lakukan di sini memuaskanmu karena kamu lebih dekat dengan orang lain dan Tuhan, ” dia berkata.

Sementara itu, Tjoeng Djoen Moy (75) atau akrab disapa Oma Moy sudah lama menghuni rumah singgah tersebut. Wanita tersebut memiliki masalah pendengaran sehingga diskusinya diperkirakan akan sulit dipahami oleh lawan bicaranya. Meskipun demikian, ia dinamis dan suka menceritakan kisah.

Sejak berada di rumah singgah, Nenek Moy sudah beberapa kali dirawat di rumah sakit karena penyakit ginjal dan hipertensi atau hipertensi. Hal ini tidak menghilangkan semangatnya untuk tetap menjaga kesejahteraan.

Pemeriksaan biasa

Seluruh penghuni panti jompo Berea dijamin mendapatkan pemeriksaan standar dari dokter spesialis yang mengunjungi mereka seminggu sekali untuk menjamin lansia tetap sehat. “Saya rutin periksa tekanan darahnya, glukosa, kolesterol, dan asam uratnya,” kata dokter spesialis umum di Panti Jompo Berea, Tan Djaja Kayyen, Senin.

Beberapa orang lanjut usia mengalami kesulitan dalam bergerak dan berbicara, jadi hal-hal menyenangkan diharapkan dapat membuat mereka tetap dinamis dan tidak terdesak. Penderita demensia juga perlu berinteraksi dengan orang lain, meskipun mereka ingin mengulangi hal yang sama saat berkomunikasi. Namun, dalam beberapa kasus, ada pesan dari mereka dan menjadi kenangan yang tersimpan.

Pimpinan Divisi Geriatri, Cabang Inside Medication Center, Focal General Emergency Klinik Cipto Mangunkusumo, Kuntjoro Harimurti, mengatakan seiring bertambahnya usia, pemeriksaan kesehatan harus semakin sering dilakukan.

Berbagai penyakit seperti kencing manis atau kencing manis, darah tinggi atau hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, hepatitis, gangguan ginjal, kerusakan tulang dan kanker lebih umum terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun.

Selain itu, diperlukan penilaian tambahan, misalnya kemampuan ilmiah atau mental untuk membedakan efek samping awal demensia, bahaya menimbulkan kesuraman, kemungkinan gangguan pola makan atau kelaparan, kelemahan terhadap infeksi (kelezatan), berat badan dan kekuatan, serta kemungkinan terjatuh dan patah,” ujarnya.

Pengenalan efek samping dini harus dilakukan lebih awal untuk melihat apakah infeksi yang sedang berlangsung mulai muncul. Namun bagi orang tua, menjalani gaya hidup sehat juga harusnya sudah selesai. Berdasarkan data Organisasi Pengukuran Fokal tahun 2022, sekitar dua dari lima (42,09 persen) lansia mengalami gangguan kesehatan selama sebulan terakhir dengan tingkat depresi lansia sebesar 20,71 persen.

Protes kesejahteraan yang dicatat oleh Tinjauan Keuangan Publik Walk 2022 mencakup kekacauan yang sering dialami, seperti demam, batuk, pilek, diare, migrain, serta keluhan yang disebabkan oleh penyakit kronis, ketidakmampuan, kecelakaan, atau keluhan kesejahteraan lainnya.

Tingkat keparahan lansia ditentukan berdasarkan individu lanjut usia yang mengalami keluhan kesehatan dan mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. Persoalan kesehatan masyarakat lama adalah kesan terhadap cara hidup mereka, misalnya kebiasaan merokok. Hampir seperempat (23,43 persen) orang lanjut usia sebenarnya merokok baru-baru ini dan sebagian besar dari mereka merokok secara konsisten.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang tinggal bersama keluarga atau di panti jompo, mereka perlu fokus pada makanan bergizi, aktivitas normal atau pekerjaan nyata, tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman keras. “Ingatlah untuk bersyukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui kasih sayang dan latihan ketat lainnya sebagai salah satu cara menjaga kesehatan psikologis,” kata Kuntjoro.