Kebangkitan AC Milan Dari Grup Neraka

Kebangkitan AC Milan Dari Grup Neraka
Abu “kumpulan kutukan” Asosiasi Pahlawan Eropa telah menghanguskan AC Milan. Pemulihan di pertandingan sebelumnya adalah palsu. Milan saat ini memang sedang terpuruk.

Kemenangan atas Paris Saint Germain pada laga Asosiasi Bos Eropa lalu hanyalah restorasi palsu bagi AC Milan. Alih-alih melanjutkan hasil positif untuk mengecek momen penentu, Milan justru kalah 1-3 dari Borussia Dortmund, Rabu (29/11/2023) dini hari WIB. Kekalahan ini tak hanya membuat AC Milan terjerumus ke dalam Gathering F yang dijuluki “kelompok terkutuk”, tapi juga memperkecil peluang mereka melaju ke babak sistem gugur.

Kemenangan, 2-1 atas PSG, awal, November lalu, nampaknya, sudah tak ada. artinya lagi. Kesuksesan pertama, setelah dua pertandingan, babak penyisihan, lainnya yang umumnya, berakhir imbang, meningkatkan keinginan, untuk lolo,s ke babak, 16 besar. Meski begitu, penampilan menjengkelkan, Milan melawan, Dortmund di, laga kedua di San Siro Arena benar-benar membuat mereka kesal. usaha.

Milan benar-benar memiliki peluang untuk mulai memimpin melalui peluang penalti. Namun, Olivier Giroud gagal membobol gawang dari titik penalti. Lewat adu penalti, klub berjuluk “Rossoneri” ternyata kebobolan. Dengan demikian, gol Samuel Chukwueze di momen ke-37 untuk menyamakan skor menjadi 1-1 seolah menjadi penghambat kebangkitan Milan di laga tersebut. Namun pemulihan ini juga palsu.

Usai jeda, penampilan Milan penuh dengan kegagalan, terutama di lini pertahanan. Pertahanan kru Stefano Pioli menjadi tembus pandang setelah Malick Thiaw digantikan karena cedera. Sementara itu, beberapa pemain lain bahkan meninggalkan jabatannya, sehingga memudahkan Dortmund untuk membuka pintu. Davide Calabria, misalnya, tidak berada di wilayah pertahanan Milan yang tepat sehingga Jamie Bynoe-Gittens tampil gamblang saat menjebol gawang Mike Maignan.

Faktanya, kekuatan kejaran Milan tak berkurang sejak babak pertama. Selain terbilang tak tertandingi dalam jumlah tembakan yang dilepaskan (8 berbanding 7), Calabria dan kawan-kawan juga lebih banyak menguasai bola dengan 56%. Lagi pula, lini belakang Dortmund fokus menghentikan aliran bola Milan. Mereka memblokir beberapa kali dan membersihkan beberapa kali.

Kami mungkin bisa bertahan lebih baik dalam situasi seperti itu. “Ini adalah malam yang menyedihkan.

Berpusat di sekitar Newcastle
Pioli menambahkan, timnya saat ini akan fokus pada laga terakhir melawan Newcastle United. Meski peluang lolos semakin tipis, Milan akan berusaha menampilkan permainan bagus dan mendominasi pertandingan.

Hal serupa juga diungkapkan gelandang Milan, Yacine Adli. Penarikan Thiaw dan perubahan strategis membuat Milan sulit menemukan keseimbangan. Saat ini, peluang terakhir Milan untuk melaju lebih jauh adalah dengan mendominasi pertandingan melawan Newcastle.

Sebelum laga Milan versus Dortmund dan laga Gathering F lainnya antara PSG dan Newcastle, tidak ada grup di grup tersebut yang dipastikan memenuhi syarat untuk lolos ke babak 16 besar. Semua grup sebenarnya berpeluang melaju ke fase grup setelah Dortmund memimpin grup tersebut. dengan 7 peringkat, dibuntuti PSG (6), Milan (5) dan Newcastle (4).

Keseimbangan perlindungan kita. Kami mungkin bisa bertahan lebih baik dalam situasi seperti itu. Ini adalah malam yang membuat frustrasi bagi kami. (Stefano Pioli)

Meski demikian, kemenangan Dortmund atas Milan dan hasil imbang PSG versus Newcastle menyiratkan bahwa kekeliruan penilaian di pertemuan tersebut mulai terurai. Dengan satu kemenangan, grup berjuluk “Pass on Borussen” ini sudah memastikan lolos ke babak 16 besar. Sementara bagi Milan yang terpuruk di papan bawah klasemen, mengalahkan Newcastle di laga terakhir bukanlah hal yang mudah. memadai.

Milan pun mengandalkan nasibnya pada laga Dortmund versus PSG. Grup yang, berhasil menjadi, juara tujuh. kejuaraan Asosiasi, Pahlawan Eropa, ini percaya bahwa, Dortmund bisa mengalahkan PSG sehingga bisa, mendapatkan satu tiket tambahan.

Untuk tiga uang tunai, tidak siap untuk meraih kemenangan di pertandingan terakhir melawan PSG di kandang meskipun lolos ke babak 16 besar sudah bisa dicapai. Tim asuhan Mentor Edin Terzic harus finis di titik tertinggi grup untuk menghindari tim terbawah di babak 16 besar.

Kami lebih memilih tidak memberikan hadiah apa pun kepada PSG, Newcastle atau Milan, kata Terzic.