Gaya Hidup Sehat Kunci Menekan Diabetes

Gaya Hidup Sehat Kunci Menekan Diabetes
Gaya hidup yang sehat diyakini sebagai cara paling efektif untuk mengendalikan diabetes bagi para korbannya, semuanya setara. Perawatan tanpa mengikuti pola makan padat dan olahraga tidak akan berdampak besar pada tubuh.

Ketua Pengurus Besar Pengurus Besar Afiliasi Diabetes Indonesia (PB Persadia) Sony Wibisono mengatakan, dari seluruh kasus diabetes, secara normal hanya 33% pengobatan diabetes yang efektif. Ini bukan hanya karena obat-obatan, tetapi juga janji untuk menjalani gaya hidup sehat.

“Gaya hidup yang sehat memegang peranan penting agar penderita diabetes mendapatkan kepuasan pribadi yang baik. Jika pengobatan tidak dibarengi dengan gaya hidup yang baik, maka tidak akan ada habisnya,” ungkap Sony dalam acara virtual. jumpa pers, Selasa (3/11/2020).

Service of Wellbeing mencatat diabetes sebagai salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan jumlah kematian terbesar. Diabetes melitus dengan komplikasi merupakan penyebab kematian tertinggi setelah penyakit dan penyakit jantung koroner.

Menurut Ketua Umum Persatuan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Ketut Suastika, intervensi dini diharapkan dapat mencegah perkembangan angka diabetes. Mediasi yang dimaksud adalah penyesuaian cara hidup. Hal ini penting mengingat fakta bahwa Pemerintah Diabetes Global (IDF) memperkirakan bahwa 630 juta-700 juta orang di dunia akan terkena dampak buruk diabetes pada tahun 2045.

Suastika mengatakan, penderita diabetes perlu menjaga asupan makanannya sehari-hari dengan sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan jumlah kalori yang dimakan, mengarahkan jenis makanan, dan menetapkan rencana makan. Pasien dengan tindakan rendah dapat mengonsumsi 25-30 kalori yang ditambah dengan berat badan pasien.

“Makanannya bisa bermacam-macam, misalnya gula tidak harus nasi, tapi kentang dan singkong. Protein bukan hanya hewani, tapi juga nabati. Mengonsumsi lemak diperbolehkan, namun hindari lemak jenuh dan kolesterol,” kata Suastika.

Penderita diabetes harus menetapkan rencana makan malam. Misalnya, tiga kali setiap hari sebagai tambahan pada rencana berita gembira. Selain itu, latihan yang sesuai dengan kemampuan tubuh juga diperlukan. “Untuk melaluinya yang paling diperlukan adalah tujuan dari individu yang bersangkutan,” tambah Suastika.

Menurut IDF Western Pacific Area Leader Board Part (periode 2009-2011 dan 2012-2015) Sidartawan Soegondo, tugas keluarga sangat besar dalam menjaga jiwa para korban diabetes. Keluarga harus mempunyai pilihan untuk membantu cara hidup yang sehat, misalnya mengingatkan mereka untuk mengonsumsi obat-obatan dan memberdayakan pasien untuk mempraktikkan kebiasaan makan yang baik.

Kasus-kasus semakin meluas

Angka prevalensi diabetes di Indonesia saat ini sebesar 10,9 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan angka prevalensi diabetes dunia pada tahun 2019, yaitu sebesar 9,3 persen. Angka kejadian diabetes di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Sesuai dengan Fundamental Wellbeing Exploration by the Service of Wellbeing, prevalensi diabetes pada tahun 2013 dan 2018 adalah sebesar 6,9 persen dan 8,5 persen.

Sidartawan mengatakan laju prevalensi diabetes semakin meningkat, antara lain karena banyak orang saat ini memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi makanan manis secara berlebihan. Jika gaya hidup tidak dikendalikan, IDF memperkirakan 630 juta-700 juta orang di dunia akan menderita diabetes pada tahun 2045.

World Wellbeing Association (WHO) pada tahun 2016 menyatakan bahwa 90-95 persen kasusnya adalah diabetes tipe II. Diabetes jenis ini mungkin bisa dicegah karena bermula dari gaya hidup yang tidak sehat.

“Pola hidup sehat antara lain menjaga pola makan, berolahraga dan tidak merokok. Ini bukan hanya untuk mencegah diabetes, tapi juga penyakit lainnya,” kata Sidartawan.

Diabetes tipe II, kata Sidartawan, juga dipengaruhi oleh faktor keturunan. Orang-orang yang merupakan keluarga korban diabetes didekati untuk memahami bahaya yang mereka timbulkan dari infeksi tersebut. Mereka didekati untuk mengetahui faktor-faktor perjudian untuk diabetes, kemudian benar-benar memeriksa diri mereka sendiri dengan asumsi faktor-faktor perjudian tersebut cukup tinggi.

“Selain faktor keturunan, salah satu faktor risiko diabetes adalah melahirkan anak dengan berat badan beberapa kilogram. Dengan mengetahui faktor risiko tersebut, kita bisa mengenali penyakitnya sejak dini. Umumnya diabetes disertai dengan penurunan fungsi ginjal dan infeksi kardiovaskular,” kata Sidartawan.

Sampaikan permasalahan yang ada

Dikatakan Sidartawan, sebagian besar penderita diabetes tidak mengetahui bahwa dirinya terkena dampak buruk dari infeksi tersebut. Pengetahuan masyarakat terhadap potensi kebutuhan diabetes terus diperluas. Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November merupakan hari kedua yang tepat.

“Banyak yang belum tahu. Semakin dia tahu dirinya mengidap diabetes, maka semakin besar pula peluang dia mencari pengobatan untuk penyakitnya,” kata Sidartawan. Efek samping diabetes antara lain banyak makan dan minum, serta terus-menerus buang air kecil.

Pengawas Kebutuhan Unik dan Cara Hidup Sehat Rezeki Kalbe Nutritionals Tunghadi Indra mengatakan, Kalbe fokus memberikan edukasi kepada masyarakat luas mengenai penyakit diabetes. Pada Hari Diabetes Sedunia, pihak tersebut bermaksud membuat 13 seri instruktif yang lebih kecil dari biasanya yang akan dikomunikasikan berbasis internet melalui hiburan virtual. “Kami percaya dengan ini masyarakat bisa mencegah penyakit diabetes,” ujarnya.