Cengkeraman Junta Myanmar Kian Rapuh di Perbatasan – Golongan perlawanan bersenjata di Myanmar, Senin( 15 atau 4 atau 2024), mengklaim sukses membatasi usaha junta tentara buat masuk balik ke Myawaddy, kota pinggiran dengan Thailand. Kegagalan gerombolan junta di sebagian area membuat dorongan buat berunding terus menjadi menguat.
Myawaddy jatuh ke tangan golongan perlawanan Aliansi Nasional Karen( KNU) pada 12 April. Sepanjang sebagian hari terakhir, junta berusaha meregang balik pengawasan atas kota pinggiran itu dengan mengirimkan gerombolan bonus.
Myawaddy merupakan kota di pinggiran Myanmar dengan Thailand yang jadi aorta perdagangan. Dalam satu tahun terakhir angka barang yang melintas melalui Myawaddy menggapai 1 miliyar dollar AS.
Ahli ucapan KNU, Saw Taw Nee, berkata, mereka sukses membatasi serta mencegat gerombolan junta yang berusaha masuk lagi ke Myawaddy. Ia mengklaim KNU sukses memukul mundur gerombolan bonus junta ke area Kawkareik, 40 km dari Myawaddy.
” Tidak gampang masuk ke mari( Myawaddy). Mereka hadapi banyak kesusahan,” tutur Saw.
Bagi ia, pertempuran di Kawkareik membuat lebih kurang 100 prajurit junta terluka serta berpulang.” Kita pula ketahui mereka kehabisan satu alat transportasi bungkus baja serta suatu truk tentara,” ucapnya.
Klaim dari KNU itu belum terkonfirmasi. Usaha kantor informasi Reuters buat mengonfirmasi perihal itu pada ahli ucapan junta belum menghasilkan hasil.
Darurat Myanmar terjalin sehabis junta meregang kewenangan melalui kudeta pada 1 Februari 2021. Beberapa badan rezim yang tersaring dalam pemilu 2020, tercantum atasan Aliansi Nasional buat Kerakyatan( NLD), Aung San Suu Kyi, dilengserkan serta dijebloskan ke bui.
Para badan parlemen yang tersaring dalam pemilu terakhir setelah itu membuat Penguasa Aliansi Nasional( NUG) selaku aduan. Gerombolan Pertahanan Orang( PDF) yang ialah kapak tentara NUG setelah itu membuat federasi dengan golongan perlawanan berplatform etnik, ialah KNU, Front Nasional Cina( CNF), serta Partai Liberal Nasional Karenni( KNPP).
” Tumbangnya Myawaddy merupakan satu ilustrasi bertambah melemahnya gerombolan junta,” ucap Ahli Ucapan NUG Kyaw Zaw, semacam diambil Financial Times.
Pada Oktober 2023, Federasi 3 Berkeluarga, yang dibangun Angkatan Nasional Kerakyatan Myanmar( MNDAA), Angkatan Iring- iringan, serta Angkatan Pembebasan Nasional Ta’ ang, melancarkan serbuan di pinggiran Myanmar dengan Cina. Kesuksesan mereka menginspirasi golongan perlawanan lain buat melaksanakan serbuan di area pinggiran Myanmar dengan India, Bangladesh, serta Thailand.
Serbuan golongan perlawanan yang terus menjadi intensif di pinggiran membuat area pengawasan junta bertambah mengecil serta terkonsentrasi di area tengah yang melingkupi kota- kota besar, semacam Naypyidaw, Yangon, serta Mandalay. Tetapi, pada dini April, Naypyidaw yang ialah pusat kewenangan junta juga tidak sanggup menghindari serbuan pesawat nirawak NUG.
” Kita hendak lalu melancarkan serbuan kepada gerombolan junta serta markas tentara mereka hingga buta hati tentara itu geser dari kewenangan,” cakap Kyaw meningkatkan.
Melemahnya cengkaman junta kepada beberapa area pinggiran membuat negara- negara orang sebelah Myanmar meragukan keahlian mereka mengatur suasana. Perihal ini salah satunya nampak dalam pendapat Kesatu Menteri Thailand Srettha Thavisin.
” Pemerintahan yang saat ini mulai kehabisan daya. Walaupun memakan beberapa kegagalan, mereka sedang mempunyai daya serta senjata. Bisa jadi saat ini merupakan dikala yang pas buat menjalakan komunikasi serta membuat perjanjian,” tutur Srettha dikala diwawancara Reuters pada 7 April.
Ada pula Saw memperhitungkan junta wajib menyambut bibir69 realitas kalau kegagalan mereka belum lama ini merupakan ciri kalau kewenangan wajib lekas dikembalikan ke tangan orang.” Aku harap janganlah mengulur durasi lagi. Saat ini merupakan durasi yang pas buat mengikuti suara orang,” ucapnya.
Hari Kamis( 1 atau 2 atau 2024) ini pas 3 tahun kudeta tentara di Myanmar meletus. Sepanjang 3 tahun itu pula, Myanmar balik terletak dalam cengkaman rezim junta tentara. Awal nampak tentara hendak memegang cengkaman itu sampai tanpa batasan durasi.
Sehabis 3 tahun lalu, dalam pertempuran versi David versus Goliath, kelompok- kelompok perlawanan bersenjata dari golongan pangkal rumput di beberapa area nyatanya sanggup menggoyahkan cengkaman junta tentara itu.
Atasan junta, Jenderal Tua Min Aung Hlaing, Rabu( 31 atau 1 atau 2024), menyudahi memanjangkan era gawat sepanjang 6 bulan ke depan. Ketetapan itu diumumkan lewat saluran telegram alat yang diatur tentara, Myawaddy.
Pada Rabu kemarin merupakan hari berakhirnya era gawat yang diresmikan lebih dahulu. Dengan perpanjangan era gawat itu, tentara berdaulat melaksanakan semua wewenang serta guna rezim.
Pada hari Rabu itu pula, rezim aduan, Penguasa Aliansi Nasional ataupun National Unity Government( NUG), bersama 3 golongan etnik yang lain mengeluarkan denah jalur politik untuk memberhentikan rezim tentara mengarah peralihan kewenangan dengan cara rukun.
NUG dibangun oleh para badan parlemen tersaring hasil pemilu terakhir di Myanmar, November 2020. Golongan itu mengklaim diri mereka selaku rezim yang legal. Ada pula 3 golongan etnik yang lain merupakan Front Nasional Cina( Chin National Front), Partai Liberal Nasional Karenni( Karenni National Progressive Party), serta Aliansi Nasional Karen( Karen National Union). Ketiga golongan itu tengah bertempur melawan rezim junta tentara.
Lewat statment bersama, mereka menuntut penghentian keikutsertaan tentara dalam politik, menaruh semua daya angkatan bersenjata di dasar aba- aba rezim awam hasil pemilu, memublikasikan konstitusi terkini yang menciptakan nilai- nilai federalisme serta kerakyatan, membuat negeri aliansi federal terkini yang demokratis, serta melembagakan sistem kesamarataan yang transisional.
Pembuatan negeri aliansi federal ialah angan- angan lama kelompok- kelompok etnik minoritas di Myanmar. Mereka membutuhkan wewenang lebih besar dalam menata area yang mereka kuasai.
Statment bersama itu pula melantamkan perbincangan dengan arahan tentara. Tetapi, perbincangan ini cuma dapat diselenggarakan sehabis tentara menyambut tanpa ketentuan atas konsep penghentian kewenangan tentara serta peralihan kewenangan dengan cara rukun.
Belum terdapat asumsi dari rezim tentara kepada statment NUG serta kelompok- kelompok etnik minoritas itu. Rezim junta senantiasa melaporkan NUG selaku badan teroris. Mereka pula memutuskan kelompok- kelompok perlawanan yang lain selaku badan bawah tangan. Implikasinya, pihak ketiga ataupun pihak luar diimbau tidak menjalakan kontak dengan kelompok- kelompok itu.
Semacam dikenal, darurat Myanmar terjalin sehabis tentara meregang kewenangan lewat kudeta pada 1 Februari 2021. Tentara menuduh, walaupun tidak sanggup membuktikan bukti- bukti pendukungnya, pemilu bulan November 2020 diwarnai ketakjujuran. Hasil pemilu itu membuktikan, para politisi Aliansi Nasional buat Kerakyatan( NLD) arahan Aung San Suu Kyi berhasil serta akan memahami parlemen.
3 tahun kemudian, 1 Februari dini hari, petugas tentara menahan Suu Kyi serta beberapa badan parlemen dari NLD. Kudeta tentara direspons dengan muncul rasa massal di seantero Myanmar. Tentara merespons balik dengan aksi kasar serta represif.
Bagi badan pemantau setempat, lebih dari 4. 400 orang berpulang semenjak kudeta tentara itu, sedangkan lebih dari 25. 000 orang ditahan. Informasi PBB mengatakan, semenjak itu lebih dari 2 juta masyarakat Myanmar mengungsi dari tempat bermukim mereka.
Pertempuran serta kontak senjata antara kelompok- kelompok pembangkang kudeta serta tentara meletus di sana- sini. Junta tentara memobilisasi artileri serta jet- jet tempur buat memencet wajib militer yang berkawan dengan penguasa bayang- bayang serta kelompok- kelompok perlawanan etnik minoritas.
Tetapi, dikabarkan kalau tentara kesusahan menghadang perlawanan mereka di sebagian area, salah satunya di Negeri Bagian Shan di Myanmar utara. Federasi Pertahanan Orang, kombinasi kelompok- kelompok etnik minoritas, pada Oktober 2023 melancarkan serbuan mencengangkan di Negeri Bagian Shan. Mereka sanggup memahami zona yang besar di area itu, tercantum jalur- jalur penting perdagangan ke Cina.
Penguasa Cina luang memediasi perjanjian rukun serta dapat mengakhiri sedangkan pertempuran di Shan. Tetapi, Federasi Pertahanan Orang sedang mengendalikan area lumayan besar di negeri bagian itu. Di bagian lain, pertempuran sedang lalu berkobar di wilayah- wilayah lain.
Richard Horsey, advokat tua dalam rumor Myanmar pada badan Crisis Group, berkata, kelemahan tentara terbuka dalam sebagian bulan terakhir. Mereka kehabisan gerombolan serta area pengawasan.
” Cengkaman tentara pada kewenangan dikala ini terus menjadi tidak tentu dibanding pada bentang durasi mana juga dalam 60 tahun terakhir,” tutur Horsey.
” Walaupun begitu,( tentara) nampak berniat buat lalu bertempur serta menjaga kekerasan, dengan melanda populasi masyarakat awam serta prasarana di area- area yang bebas dari kemampuan mereka dengan serbuan hawa serta artileri jarak jauh,” ucap Horsey.