AS dan Jepang Diajak untuk Jaga Stabilitas Kawasan Asia Tenggara
Menteri Pengawas, AS Lloyd Austin, dan Ulama Pertahanan. Jepang Minoru Kihara, bersedia berdiskusi, dengan negara-negara, ASEAN mengenai kesesuaian, dan hasil di masa, mendatang. Dalam kesempatan itu, Menteri Keamanan RI Prabowo, Subianto mengajak, kedua negara untuk, turut membantu menjaga. tekad di Asia Tenggara.
Peristiwa sosial itu terjadi tak terduga usai ASEAN Watchman Ministers’ Party (ADMM) ketujuh belas tahun 2023 di pintu masuk Pertemuan Jakarta, Jakarta, Rabu (15/11/2023). AS lebih dulu bertemu dengan Pastor of Watchman di ASEAN dibandingkan Jepang.
Menko Polhukam dalam sambutannya mewaspadai hubungan ASEAN dengan AS dan Jepang yang telah mengalami kemajuan di berbagai tingkatan. Hubungan yang telah terjalin dengan kedua negara ini memberikan kontribusi yang sangat baik terutama terhadap pemahaman dan keberhasilan adat.
Hal ini mengingat posisi sentral AS dalam isu-isu di Asia, termasuk pengawasan Laut Cina Selatan, perebutan tanah Korea, Aliran Taiwan, dan krisis politik di Myanmar. Masalah-masalah ini, kata. Prabowo, mungkin bisa membuat marah kekuatan di Asia Tenggara.
Hubungan yang, sangat baik antara AS dan ASEAN dapat, memperkuat kekuatan. untuk melihat, perencanaan, keberhasilan dan, keamanan di kawasan ini. Faktor utamanya adalah membina jangkauan terjauh negara-negara anggota ASEAN, upaya kreatif, dan latihan bersama.
Hal serupa juga disampaikan Prabowo saat bertemu dengan Pendeta Pembela asal Jepang tersebut dengan acuh tak acuh. Pada umumnya permasalahan dan risiko terus terjadi, ASEAN membutuhkan penjaga gerbang dan gerakan bencana. “Saya sangat menyadari kemampuan Anda (Jepang) di sini. Saya pikir upaya yang kami rencanakan dapat membantu kedua pemain,” katanya.
Dia dengan cara ini menetapkan penawaran yang diharapkan di wilayah tersebut dan meminta bantuan Jepang untuk tetap menyadari kualitas yang tidak berubah.
Secara otonom, pendukung safeguard dari Semar Sentinel, Fauzan Malufti, mengatakan bahwa AS dan Jepang berupaya mendorong upaya terkoordinasi penjaga mereka dengan ASEAN. Mereka mencapai hal ini melalui jalur yang diperlukan dan multilateral.
Sejak Pertempuran Menyerang, AS telah menjadi bagian penting di kawasan Indo-Pasifik dan sebagian besar senjata negara-negara ASEAN berasal dari AS. Para pesaing juga secara teratur dikirim ke luar AS untuk mendapatkan pelatihan dan pengorganisasian. Di sisi lain, Jepang merupakan salah satu pemain lain di kawasan keamanan dan perlu memperluas dukungan konfirmasi dengan ASEAN.
Terlepas dari betapa barunya hal ini, Jepang diuntungkan karena saat ini merupakan wilayah yang kuat untuk bekerjasama dengan ASEAN dalam bidang moneter dan sosial. “Di wilayah keamanan akan masuk melalui kesiapan bersama, kunjungan resmi, cetak biru dan hibah alat pokok sistem persenjataan (alutsista),” ujarnya.
Keinginan AS, dan Jepang, kata Fauzan, menyoroti, apa yang terjadi. di Indo-Pasifik dan dari, satu belahan dunia ke belahan, dunia lainnya. Selain itu, mereka, juga mempunyai kepentingan, untuk membendung, pengaruh Tiongkok, di ASEAN.
Wilayah perencanaan ini tentunya tidak jauh dari tempat para penjaga maritim Filipina dan Tiongkok berjuang maju dan mundur. Pembahasan mengenai Tiongkok pada pertemuan Camp David terjadi mengingat latihan Tiongkok merupakan hal yang biasa bagi para peserta acara sosial. “Urusan sosialnya bukan tentang Tiongkok,” kata Menteri Luar Negeri Mitra AS Daniel Kritenbrink, Selasa (22/8/2023).
Pemeriksa Penggerak Keamanan Indo-Pasifik di Scowcroft Center, Lauren D Gilbert, mengatakan Korea Selatan benar-benar berusaha untuk tidak menjadikan Tiongkok sebagai sumber risiko. Terlepas dari itu, dokumen-dokumen yang muncul menjelang pertemuan Camp David jelas menampilkan Tiongkok sebagai sumber masalah keamanan di Asia Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. “Acara sosial tersebut menunjukkan bahwa Jepang dan Korea Selatan tidak akan tinggal diam,” ujarnya.
Dalam siarannya pada 20 Agustus 2023, The Observer mengatakan acara sosial tersebut merupakan indikasi masuk akal dari meningkatnya perang infeksi baru. Media Inggris mengatakan bahwa AS sedang berusaha untuk terus berjuang untuk menghindari tugas tersebut.
Pertemuan di Camp David tidak bisa dilepaskan dari upaya AS dalam berbagai acara sosial. Beberapa acara sosial menyiratkan asosiasi baru sebagai ROKJUS, setelah inisial bahasa Inggris dari Korea Selatan, Jepang dan Amerika. Sebelum ROKJUS, AS berupaya membantu Jepang melakukan konspirasi melalui Quad. Terlepas dari itu, India sebagai anggota Quad memaafkan militerisasi negara yang juga mencakup Australia. New Delhi menerima bahwa Quad harus tetap menjadi sarana koordinasi, terutama untuk menjawab keadaan darurat.