Timnas Indonesia Ulang Kekalahan Terburuk Dari Irak
Publik Indonesia, lupa menjalani evaluasi penting, di Piala Dunia 2026 usai, kalah dari Irak, 1-5, Kamis (16/11/2023). Berbeda dengan, bersikap Clear, Indonesia tidak. mampu bertahan, menghadapi serangan, Irak dan mengulangi, kemalangan terburuk, yang pernah mereka alami, dengan perbedaan, tujuan yang hampir, sama dengan tiga puluh, tahun sebelumnya. Laga ini sekaligus menjadi tanda bahwa Irak masih menjadi wilayah solid bagi Indonesia.
Bermain di Lapangan Basra Worldwide, Irak, Kamis (16/11/2023) mulai pukul 21.45 WIB, Indonesia memperlebar rekor buruknya saat mengalahkan tuan rumah. Mengingat catatan RSSSF, Indonesia dan Irak telah bertemu beberapa kali sejak Olimpiade Meksiko 1968. Indonesia kalah enam kali di antaranya, mengingat pertemuan terakhir melawan Basra, tepatnya pada pertandingan Kapasitas Piala Asia 2015 di Jakarta pada tahun 2013 dengan skor 0-2.
Nasib buruk yang dialami suporter Irak yang memenuhi tribun penonton mengulangi hasil terburuk Indonesia saat melawan tim berjuluk “Singa Mesopotamia”. Praktis tiga, puluh tahun sebelumnya, atau tahun 1996, Indonesia ,kalah 0-4 dari Irak, dalam pertandingan yang, sangat seru di Genoa, Italia. Indonesia juga mengalami kemalangan dengan keunggulan empat gol pada Piala, Merdeka 1978 di Kuala Lumpur, Malaysia. Bagaimanapun, Indonesia belum pernah menghasilkan, gol berbeda, sebelumnya saat melawan Irak,.
Hasil-hasil ini juga menunjukkan bahwa Irak saat ini lebih membumi dibandingkan Indonesia. Hal itu dirasakan pelatih publik Indonesia, Shin Tae-yong, dalam diskusi bolak-balik usai pertandingan. Menurut Shin, timnya memang bermain bagus, namun Irak tampil lebih baik. “Irak bermain bagus hari ini. Kami akan berusaha menampilkan penampilan yang diunggulkan hari ini saat kami bertarung di kandang sendiri (6 Juni 2024),” kata Shin.
Saat menghadapi Irak, Indonesia tampaknya menghadapi masalah dalam mengembangkannya. Indonesia berada di bawah tekanan akibat serangan Irak yang terus menerus. Di sisi lain, Irak umumnya menang karena menghalangi penjaga gawang Indonesia saat Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan mendapatkan bola serangan. Tentu saja, Indonesia kesulitan mengumpulkan serangan balik yang cepat dan berusaha menghindari segala bahaya yang mungkin terjadi.
Secara umum berbicara dalam pertandingan tersebut, mengingat rekor statistik Lapangbola, Indonesia baru membuka dua peluang mencetak gol. Selain pintu terbuka yang mencapai tujuan utama, berbagai pintu masuk justru menghasilkan tembakan yang tidak tepat sasaran. Indonesia selanjutnya kehilangan tanggung jawab bola dengan hanya 33%, sedangkan Irak 67%.
Saat menghadapi Irak, Indonesia sepertinya menghadapi permasalahan yang mendorong kemundurannya.
Tim “Garuda” sejatinya siap langsung membuka peluang emas setelah sempat kebobolan dua gol lewat Bashar Rasan (detik ke-20) dan gol bunuh diri Jordi Amat (35′). Pintu masuk terbaik di babak pertama didorong oleh pemain sayap Rafael Struick yang memotong dari 50% kiri distrik serangan Indonesia. Pemain berusia 20 tahun ini kemudian mengirimkan umpan kepada Shayne Pattynama yang tampil di kotak disiplin. Shayne kemudian memperkecil ketertinggalan Indonesia menjadi 1-2 lewat tendangan kaki kirinya (45+3′)
Gol ini juga benar-benar menunjukkan bahwa pergantian pemain yang dilakukan Shin bermanfaat. Rafel menggantikan Dimas Drajad pada detik ke-39 sambil mencatat kebuntuan serangan Indonesia. Terlepas dari itu, Indonesia sekali lagi merasa kesulitan untuk membuka pintu masuk pada bagian terakhir.
Indonesia justru semakin tertinggal lewat gol tambahan Osamah Jabbar (59)’, Youssef Amyn (80′), dan Ali Ibrahim (88′). Saat ditanya mengapa Indonesia kebobolan lebih banyak dan tertinggal lebih jauh setelah jeda, Shin kembali menegaskan bahwa persoalannya adalah karena Irak bermain sempurna.
Sementara itu, Shayne mengatakan, gol utama melawan Irak telah membangkitkan kembali semangat para pemain Indonesia. Namun, kata Shayne, Indonesia kemudian mendapat tekanan ekstra dari tuan rumah dan tidak bisa mengabaikan jaminan mereka.
Kami bermain sebagai sebuah tim yang bagus. Kami bisa mendapatkan dan harus mendapatkan keuntungan dari pertandingan ini. Selain itu, di pertandingan berikutnya, kami sangat ingin bermain lebih baik dan berusaha untuk lebih berkembang. hasilnya,” kata Shayne.
aga kepala penjaga
Nasib yang menimpa Irak juga membuat Indonesia gagal melanjutkan rekor positif yang diraih pada laga tandang melawan tim Timur Tengah lainnya, Kuwait. Pada laga fase bundel Kapasitas Piala Asia 2023, Indonesia menorehkan prestasi di dunia internasional dengan meraih prestasi terbesarnya saat menjamu Kuwait. Dalam laga di Lapangan Jaber Al-Ahmad Worldwide, Kuwait City, Agustus 2022, Indonesia membujuk 2-1 Kuwait.
Di sisi lain, Irak meraih kemenangan berkat rekannya yang memenuhi Basra Overall Field dengan pembatasan 65.000 penonton. Pertandingan melawan Indonesia merupakan rivalitas atau pertandingan penting dalam rencana FIFA yang dimainkan Irak di Basra.
Terakhir kali tim Singa Mesopotamia tampil di Basra adalah pada laga Kemampuan Piala Dunia 2022 tahun 2019. Saat itu, Irak melawan Hong Kong dan menang dengan skor 2-0.
Sementara itu, dengan kemenangan atas Indonesia, Irak kini memimpin klasemen Social event F dengan 3 peringkat. Mereka unggul dalam kualifikasi asli dari Vietnam di urutan berikutnya, yang juga memenangkan tiga center berkat kemenangan 2-0 atas Filipina. Sedangkan Indonesia berada di posisi keempat.
Indonesia akan kembali melakoni laga tandang Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Filipina, 21 November. Kemenangan atas Filipina perlu tetap mewaspadai asumsinya untuk meraih dua tiket lolos ke babak ketiga sekaligus babak dasar Piala Asia Badui Saudi 2027.