Tekat Manchester City Untuk Mempertahankan Gelarnya – Meraup 3 kemenangan dalam sepekan terakhir menampilkan Manchester City mulai membaik. Tetapi, kala terdapat pemain yang mulai menampilkan performa nan mekar buat menolong regu ke jalan positif, pemain lain malah kembali meredup akibat hadapi luka yang berpotensi menarik kembali” The Citizens” ke tren kurang baik.
3 poin dibawa kembali City dari laga kontra Everton, Kamis( 28/ 12/ 2023) dini hari Wib, di Stadion Goodison Park. Kemenangan, 3- 1, menolong City kembali merebut posisi keempat serta mendekatkan jarak dengan para pesaing di posisi 3 besar, ialah Liverpool, Arsenal, serta Aston Villa.
Trio pemain depan City, Phil Foden, Julian Alvarez, serta Bernardo Silva, tampak mekar di tengah luka yang dirasakan sumber berhasil utama, Erling Haaland. Dalam 3 laga itu, ketiganya silih berubah mencatatkan nama di papan skor.
Silva, misalnya, mencetak berhasil buat mengunci kemenangan City, 3- 0, atas Urawa Reds Diamonds di semifinal Piala Dunia Antarklub. Kemudian, torehan 2 berhasil Alvarez serta sumbangan suatu berhasil dari Foden membenarkan City buat melibas babe138 Fluminense demi menyegel predikat juara dunia.
Pada laga perdana selaku juara dunia, ketiganya menolong City mengemas keunggulan berarti atas” The Toffees”. Berhasil Foden merupakan dini kebangkitan City di babak kedua pada menit ke- 53, setelah itu Alvarez mencetak berhasil penalti pada menit ke- 64, serta 3 poin City dikunci oleh Silva dekat 4 menit saat sebelum waktu wajar habis. Mereka membalas suatu berhasil yang dicetak gelandang sayap Everton, Jack Harrison, pada babak awal.
Ketajaman ketiganya menolong City bisa mencetak berhasil cocok dengan mutu kesempatan yang mereka kreasikan. Bagi Opta, City mempunyai 2, 6 expected goals( xG) dari 23 tembakan yang diperuntukan buat mengecam gawang Everton kawalan Jordan Pickford.
Tanpa mengesampingkan kedudukan besar Alvarez serta Silva, Manajer City Pep Guardiola membagikan pujian kepada Foden yang sudah meyakinkan sumbangan besarnya buat City di paruh awal masa ini. Tidak cuma kembali tidak berubah- ubah mencetak berhasil, Foden, kata Guardiola, dapat bermain sama baiknya kala diturunkan dengan kedudukan serta tanggung jawab berbeda.
Tanpa Erling yang memperkenalkan opsi di kotak penalti, hingga penampilan Phil amat berarti buat memperkenalkan insting berhasil,” ucap Guardiola dikutip BBC.
Jalinan trio pemain depan itu, ditambah dengan Jack Grealish, amat cair. Foden bermain lebih dekat dengan Rodri buat mengalirkan bola dari tengah ke depan, kemudian Silva serta Grealish melindungi lebar lapangan buat melaksanakan penetrasi. Alvarez bergerak leluasa di kotak penalti buat membuka ruang serta membagikan opsi pemain lain guna jadi penyelesai kesempatan.
Bila membaca arah game melanda City, sisi kanan yang dihuni Silva jadi poros serbuan utama di sepertiga akhir pertahanan Everton. Koneksi Foden- Silva serta Alvarez- Silva tiap- tiap memperkenalkan 13 operan, kebalikannya di sisi kiri ikatan Foden- Grealish serta Alvarez- Grealish tiap- tiap cuma mencatatkan 7 operan.
Foden juga bahagia menemukan keyakinan buat kembali bermain di poros tengah lapangan. Keyakinan itu amat tidak sering dia miliki masa kemudian sebab kalah bersaing dengan Kevin de Bruyne. Luka panjang yang dirasakan De Bruyne membagikan peluang lebih banyak untuk Foden buat tampak selaku pengatur serbuan.
Mudah- mudahan peluang itu terus bersinambung sebab aku sangat menikmati tiap diturunkan di posisi itu,” kata Foden dikutip halaman klub.
Lebih lanjut, Guardiola berkata, dirinya tidak susah buat mendesak semangat timnya. Laga melawan Everton meyakinkan The Citizens mulai kembali menampilkan mentalitas pemenang.
Jadi, terdapat standar game yang wajib kami jaga buat melindungi predikat itu,” ucap Guardiola.
Di tengah suka, City kembali merasakan duka akibat luka pergelangan kaki yang dialami bek John Stones, di menit ke- 43. Stones menghalau bola dari kaki Beto yang sejatinya sudah terletak dalam posisi off- side. Wasit serta hakim garis menunda keputusan off- side itu sampai bola dalam suasana tidak menguntungkan.
Tetapi, keputusan itu membuat Guardiola jengkel. Bagi juru taktik asal Spanyol itu, apabila hakim garis lekas mengangkut bendera serta wasit menghentikan pertandingan, hingga Stones tidak butuh mengejar Beto serta luka itu terhindarkan.
Sementara itu, laga melawan Everton merupakan peluang perdana Stones tampak selaku pemain inti dalam 3 laga beruntun. Semenjak dini masa ini, kebugaran Stones tidak dalam keadaan optimal sehabis hadapi luka pinggul.
Dia hadapi permasalahan sungguh- sungguh di pergelangan kakinya,” kata Guardiola.
Stones merupakan wujud berarti untuk revolusi taktik Guardiola di paruh kedua masa 2022- 2023. Dia menghidupkan kembali kedudukan klasik half- back. Stones tampak selaku bek tengah dalam suasana bertahan, kemudian menempuh tugas gelandang pada momen melanda.
City berpeluang kehabisan 2 bek utama, Ruben Dias serta Stones, pada laga minggu ke- 20 kontra Sheffield United, Sabtu( 30/ 12/ 2023). Dias tidak masuk catatan pemain di Goodison Park akibat permasalahan kebugaran sehabis kembali dari Jeddah, Arab Saudi.
” Kami pula hadapi penyusutan sehabis treble, namun masih juara di masa selanjutnya. Karena, tidak terdapat pesaing sungguh- sungguh. Berbeda dengan City. Kompetisinya lebih sengit.
Amati saja di puncak klasemen dikala ini, ada Tottenham Hotspur serta Arsenal yang bersama mencatat 20 poin dengan rekor belum terkalahkan( 6 menang- 2 seri), di atas City( 18 poin). Bagi Opta, terakhir kali 2 regu London Utara itu memahami divisi paling atas sehabis 8 laga berlangsung merupakan pada 1984.
Arsenal terus menjadi berusia. Kandas juara sebab selisih 5 poin dari City masa kemudian, mereka berbenah dengan mendatangkan 4 pemain kunci. Salah satunya membongkar rekor transfer klub, Declan Rice( 105 juta poundsterling). Kemenangan awal” Sang Meriam” atas City sehabis penantian 3. 195 hari merupakan suatu penegasan.
Spurs merupakan” kuda gelap” di papan atas. Prestasi mereka sangat mengejutkan di dini kepemimpinan manajer baru Ange Postecoglou. Spurs memainkan sepak bola modern nan ofensif yang semacam telah jadi ketentuan regu papan atas Liga Inggris. Konsistensi mereka belum terbukti, namun pantas buat diperhitungkan.
Liverpool, peringkat keempat( 17 poin), tidak dapat dibiarkan. Mereka memanglah terpuruk masa kemudian, namun telah bangkit berkat rejuvenasi di lini tengah. Gelandang Alexis Mac Allister serta Dominik Szoboszlai mengembalikan gairah gegenpressing ala Juergen Klopp. Semacam dikenal, mereka merupakan rival terhebat City di masa Guardiola.
Guardiola mengakui, Arsenal serta Liverpool merupakan ancaman terbanyak. Di musim- musim lebih dahulu, kedua regu itu bersaing satu lawan satu dengan City dalam perebutan gelar. Mereka berpotensi” mengeroyok” City masa ini.” Tetapi, buat memandang kemampuan regu, paling tidak perlu 10 laga. Kita apalagi belum menggapai itu,” ucapnya.
jangkar Rodri yang menempuh sanksi kartu merah semenjak 2 minggu
kemudian. Perihal itu memperlihatkan betapa berarti wujud Rodri dalam sistem ciptaan Guardiola. Ia tidak cuma jadi jembatan serbuan, namun pula benteng sangat depan dikala bertahan.
Tetapi, ketergantungan terhadap Rodri cuma salah satu dari banyak aspek penyusutan performa” The Citizens”. Mereka memanglah belum tampak sedominan masa kemudian. Kasus terbanyak terdapat di lini tengah. Banyak pemain berarti yang tidak ada akibat luka semenjak dini masa, semacam Kevin De Bruyne serta John Stones.