Taman Sriwedari Lokasi Hiburan Rakyan Yang Sudah Tinggal Kenangan

Taman Sriwedari Lokasi Hiburan Rakyan Yang Sudah Tinggal Kenangan
Taman Sriwedari akhir-akhir ini menjadi topik perbincangan yang menarik di kalangan masyarakat Jawa Tengah, khususnya penduduk kota Surakarta atau biasa disebut kota Solo.

Ramai perbincangan soal Taman Sriwedari karena ramai dibicarakan penutupan tempat rekreasi yang menjadi salah satu simbol kota Solo itu.

Berakhirnya Taman Sriwedari sungguh menyedihkan bagi sebagian pihak karena kehadirannya hanya menjadi saksi sejarah kota Solo.

Sejarah Taman Sriwedari
Berdasarkan pengalamannya, Taman Sriwedari memang sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.

Taman ini dibangun oleh Raja Kasunana Surakarta, tepatnya Pakubuwana X yang merupakan saudara kandung dari pernikahan KRMT Wirjodiningrat. Luas wilayah taman ini adalah 99.889 meter persegi atau 9,9 hektar.

Taman Sriwedari disebut juga Taman Diversi Individu (THR) karena digarap sepenuhnya dengan tujuan menjadi tempat hiburan individu.

Jadi keluarga bangsawan bisa menikmatinya, namun masyarakat adat juga bisa datang ke taman ini.

Taman Sriwedari dibangun karena dilatarbelakangi oleh hadirnya taman kanak-kanak di surga.

Jadi desain dasar taman ini sengaja dibuat seperti taman yang indah dan tersembunyi dimana orang dapat bersantai dan bersenang-senang.

Namun, dari tahun 1905 hingga 1917, taman ini mengalami pembangunan kembali dengan pembangunan beberapa bangunan modern tambahan dan fasilitas lainnya.

Setelah dibangun kembali, Taman Sriwedari memiliki kebun binatang skala kecil, bioskop, gedung boneka cebol dan kulit sapi, arena sepak bola, dan area bermain seperti kora dan bom kendaraan untuk dinikmati masyarakat umum.

Konon arena sepak bola yang dibangun ini mungkin merupakan salah satu yang termegah di masa Non mainstream Belanda Timur dan menjadi awal mula perjalanan sepak bola di Indonesia.

Taman Sriwedari terletak di Jalan Slamet Riyadi no, 275, Kota Sriwedari, Kawasan Laweya, Kota Surakarta.

Memiliki predikat sebagai tempat hiburan masyarakat, tentunya harga tiket masuknya juga cukup terjangkau. Harga tiket masuk Taman Sriwedari hanya Rp 7.000 saja.

Taman ini buka mulai pukul 10.00 hingga 21.00 Senin-Jumat. Sedangkan pada akhir minggu buka mulai pukul 10.00-23.00.

Waktu yang paling banyak dikunjungi untuk berkunjung adalah sore hingga malam hari karena suasananya yang indah dan sejuk.

Kehidupan malam di Taman Sriwedari
Taman Sriwedari sangat terkenal dengan kehidupan malamnya. Hiburan malam hari yang bisa diapresiasi adalah pertunjukan boneka cebol dan pertunjukan boneka cebol.

Biasanya pada hari Sabtu dan Minggu ada pertunjukan boneka yang dilakukan di Gedung Wayang Orang (GWO).

Pertunjukan cebol ini sangat terkenal pada saat yang tepat. Kisah-kisah yang paling sering dipentaskan dan penting bagi masyarakat pada umumnya adalah kisah-kisah tentang Mahabarata dan Ramayana.

Jika ada kesempatan atau momen tertentu, akan ada upaya bersama dengan para perajin atau jaringan wayang dari seluruh Indonesia, mulai dari yang ada di Semarang, Surabaya, hingga Jakarta.

Dalam karya wayang terdapat berbagai macam boneka wayang dan perangkat seni tradisional.

Untuk bisa menyaksikan pertunjukan wayang orang ini, Bunda cukup merogoh kocek sebesar Rp 3.000 per orang.

Kapan PON digelar
Keberadaan Taman Sriwedari sebelumnya memang terkenal, namun sejak menjadi tempat penyelenggaraan PON (Pekan Permainan Umum) pada tahun 1948, popularitas tempat wisata ini semakin meluas.

Hal ini terlihat dari semakin banyaknya wisatawan yang datang dari sekitar Jawa Tengah, namun juga dari luar Pulau Jawa.

PON 1948 berlangsung selama empat hari dan berlokasi di Surakarta. PON yang digelar di Surakarta merupakan PON utama yang digelar Indonesia sehingga tak diharapkan masyarakat pada umumnya akan tampil luar biasa energiknya.

Kegembiraan masyarakat akhirnya membuat kota Surakarta banyak dikunjungi wisatawan dari luar daerah.

Meski tempat tersebut menyimpan segudang sejarah, Taman Sriwedari nyatanya akan ditutup.

Berakhirnya taman ini sebenarnya sudah diantisipasi sejak pertengahan tahun 2000-an.

Selama ini kami menyadari bahwa jamaah acara perseorangan ini diklaim oleh otoritas publik. Sebenarnya tanah yang dijadikan taman ini bukanlah tanah pemerintah.

Dari sinilah isu persoalan tanah Taman Sriwedari mulai mencuat.

Penerima manfaat KRMT Wirjodiningrat yang merupakan pemilik sah tanah di Taman Sriwedari menggugat Pemerintah Daerah Mandiri selaku pengelola tanah.

Diungkapkan dari id.wikipedia.org, permasalahan pertanahan ini memiliki akar yang sangat panjang dan membingungkan karena melibatkan sekitar 200 penerima manfaat utama yang terbagi dalam 11 kelompok.

Klaim mulai dicatat pada tahun 1970-an hingga saat ini. Dari klaim tersebut disimpulkan bahwa tanah tersebut memiliki hak milik penerima manfaat utama KRMT Wirjodiningrat.

Meski begitu, Pemerintah Daerah Merdeka terus melayangkan tuntutan balasan terhadap penerus utama KRMT Wirjodiningrat untuk memperjuangkan agar Taman Sriwedari tidak ditutup.

Akibat bentrokan yang tertunda ini, bangunan dan wahana yang ada di Taman Sriwedari terbengkalai dan akhirnya tempat ini akhirnya ditutup.

Nanti pada Desember 2022, sejumlah properti di Taman Sriwedari harus dibersihkan dan dirusak.

Itulah sekilas tamasya dari Taman Sriwedari yang dulunya merupakan tempat hiburan nomor satu di Surakarta. Meski sempat ditutup, semoga taman ini bisa segera hadir kembali di lokasi alternatif.