Sinyal Berbahaya Untuk Juventus

Sinyal Berbahaya Untuk Juventus

Sinyal Berbahaya Untuk Juventus – Contoh 2 bagian mata koin, kemenangan atas regu ahli kunci, Salernitana, di Aliansi Italia 2023- 2024 membuktikan keberhasilan sekalian kelemahan Juventus. Regu berjulukan” Sang Nyonya Besar” ini sanggup berjuang sampai akhir peperangan, namun mereka pula sulit lelah main dengan lini bertahan yang keropos.

Juventus membuka 2024 dengan kemenangan 2- 1 atas Salernitana pada minggu ke- 19 Aliansi Italia, Senin( 8 atau 1 atau 2024) dini hari Wib. Main di kandang rival, Stadion Arechi, Salerno, Juventus membuktikan dominasinya semenjak sepak mula.

Pada sesi awal saja, Juventus mempunyai kemampuan bola sampai 71 persen. Skuad ajaran Massimiliano Allegri ini apalagi sanggup membebaskan 18 tembakan walaupun cuma 3 yang pas target. Sedangkan itu, Salernitana hanya mengkreasikan 8 tembakan dengan 3 pas target.

Tetapi, dari usaha yang tidak sebesar regu babe138 pengunjung, Salernitana berhasil mendobrak gawang Juventus pada menit ke- 39. Penyerbu Salernitana, Giulio Maggiore, yang tidak terkawal dengan gampang menembak bola hasil korban Loum Tchaouna. Bola juga meluncur ke bagian kanan gawang Juventus tanpa dapat diduga kiper Wojciech Szczesny.

Pada sesi kedua, Juventus memanglah sukses membandingkan peran serta menangani peperangan dengan kemenangan. Tidak bisa dimungkiri, regu asal Turin ini memperoleh profit jumlah pemeran sehabis Salernitana main cuma dengan 10 orang semenjak menit ke- 53. Maggiore terdesak pergi alun- alun lebih kilat sehabis memperoleh kartu kuning kedua.

” Ini merupakan kemenangan berarti serta para pemeran tampak bagus, namun kita wajib memandang apa yang salah. Terdapat beberapa momen dikala aku merasa regu ini sedemikian itu rentan serta suasana sejenis itu wajib dihilangkan,” cakap Massimiliano Allegri, dikutip dari Football Italia.

Allegri memandang perlombaan itu seragam dengan peperangan anti Frosinone di Aliansi Italia, 23 Desember 2023, serta melawan Salernitana di Coppa Italia, 4 Januari kemudian. Persamaannya yakni pada rapuhnya pertahanan Juventus alhasil rival dengan gampang mengecap berhasil.

Melawan Frosinone, Juventus memberhentikan perlombaan dengan kemenangan 2- 1. Tetapi, Juventus luang kecolongan sehabis menang 1- 0 pada sesi awal. Mereka tidak sanggup membatasi laju pemeran pengganti Frosinone, Jaime Baez, yang berlari ke kotak denda serta menggunakan korban inovasi Ilario Monterisi.

Ada pula dikala berdekatan dengan Salernitana 4 hari kemudian, Juventus diguncang dengan berhasil kilat pada detik ke- 59 peperangan. Pemeran Salernitana, Chukwubuikem Ikwuemesi, menggunakan kekeliruan korban dari Federico Gatti di zona pertahanan Juventus.

Dikala itu, Allegri menyanjung jawaban kanak- kanak asuhannya sebab sanggup bangun serta membalikkan kondisi jadi 6- 1. Tetapi, saat ini, instruktur asal Livorno, Italia, ini memandang kekeliruan kesekian itu selaku sirine untuk timnya.

” Ini merupakan sinyal- sinyal yang tidak baik. Dengan cara melindungi, persepsinya merupakan kalau kita beresiko kecolongan tiap kali rival melontarkan bola mendekati kotak denda. Kita tidak yakin diri semacam umumnya. Kita melanda dengan metode yang lebih bagus, namun kita memburuk dalam bertahan,” tutur Allegri.

Terbebas dari rapuhnya pertahanan, Juventus pula nampak sulit lelah buat dapat menundukkan Salernitana yang mendekam di posisi akhir klasemen. Kebebasan buat melanda sebab kelebihan jumlah pemeran tidak kontan mempermudah Juventus menangani peperangan dengan kemenangan.

Juventus menginginkan durasi 91 menit ataupun mendekati akhir peperangan buat dapat menundukkan Salernitana dengan angka 2- 1. Sang Nyonya Besar membandingkan peran pada menit ke- 65 ataupun 12 menit sehabis regu tuan rumah main dengan 10 orang. Samuel Illing- Junior jadi aktornya.

Pada menit ke- 90+1, kesempatan Dusan Vlahovic yang mengecap berhasil serta membenarkan kemenangan Juventus. Bagi Vlahovic, kemenangan yang dicapai menjelang peperangan selesai itu membuktikan Juventus tidak sempat berserah. Mereka, tutur Vlahovic, membagikan seluruh keahlian sampai akhir perlombaan.

Terdapat 18( 19) perlombaan tertinggal; masa ini sedang jauh serta semacam yang kita tuturkan, sasaran kita merupakan menggapai 4 besar. Kemudian, kita amati saja esok,” ucap Vlahovic.

Kemenangan atas Salernitana bawa Juventus melekat kencang pemuncak klasemen, Inter Milan. Terletak di posisi kedua, Juventus mengumpulkan 46 nilai ataupun cuma terkait 2 nilai dari Inter Milan.

Beskal penggugat FIGC Giuseppe Chine menganjurkan ganjaran penurunan 11 nilai buat Juve. Itu jauh lebih besar dibanding desakan penurunan 9 nilai yang dimohon Chine pada Januari 2023. Tetapi, panel menanggapinya dengan denda 10 nilai serta mengonfirmasikannya pada Senin malam.

Dengan cara terori, Juve bisa mengajukan memadankan lain. Hendak namun, mengenang usaha terakhir yang dicoba mereka melanggar Artikel 4 terpaut game yang seimbang serta kejujuran dalam berolahraga, memadankan lanjutnya itu mungkin tidak hendak sukses.

Ganjaran itu jadi yang kedua yang diperoleh Juve dalam 5 bulan terakhir. Lebih dahulu, pada 21 Januari 2023, majelis hukum memadankan FIGC menjatuhkan ganjaran penurunan 15 nilai buat Juve. Tetapi, memadankan Juve diperoleh oleh majelis hukum berolahraga Panitia Olimpiade Nasional Italia( CONI) pada 20 April serta memohon FIGC buat menghapuskan denda 15 nilai itu. Tampaknya, FIGC melaksanakan analitis balik serta memperoleh fakta buat balik memidana Juve, namun dengan penurunan nilai lebih sedikit jadi 10 nilai.

Dalam permasalahan Juve, mereka sudah melanggar ketentuan Financial Fair Play( FFP) yang dicanangkan Federasi Sepak Bola Uni Eropa( UEFA) serta disetujui buat dijalani oleh aliansi yang jadi badan mereka mulai 2010. FFP bermaksud buat tingkatkan kesehatan finansial klub serta menghasilkan kompetisi yang segar.

Hingga itu, klub diwajibkan mempunyai neraca finansial yang balance, antara pemasukan serta pengeluaran. Jika melanggar, mereka dapat memperoleh ganjaran mulai dari peringatan, penurunan nilai, pemisahan jumlah pemeran yang dapat didaftarkan, diskualifikasi dari pertandingan, sampai pembatalan titel.

Jaring FFP membuat klub tidak dapat lagi jor- joran melaksanakan pembelian pemeran. Dalam suasana ini, Juve coba mengakalinya dengan meningkatkan harga jual pemeran yang disetujui dengan cara bawah tangan. Itu jadi jalur masuk mereka buat membeli pemeran bermutu yang dapat profitabel regu dalam kompetisi pertandingan.

Untuk beberapa pihak, kasus itu amat berarti buat diusut berakhir. Terlebih Juve disinyalir tidak main sendiri melainkan mengaitkan banyak regu lain yang berikrar dengan mereka. Apalagi, dalam konferensi awal pada Mei 2022, terdapat 10 klub lain yang ditilik walaupun kesimpulannya mereka lulus dari ganjaran.

Apalagi, UEFA juga sudah mempersiapkan ganjaran buat Juve. Bukan tidak bisa jadi, Juve dilarang buat ikut serta dalam pertandingan Eropa masa depan walaupun mencapai karcis ke salah satu pertandingan” Daratan Biru” yang terdapat, Aliansi Rapat, Aliansi Europa, atau Aliansi Champions.” Lekas sehabis terdapat ketetapan akhir di Italia, hingga UEFA pula hendak mengutip ketetapan. Lagi pula, sedang terdapat asumsi permasalahan lain hal aksi pendapatan( yang dicoba Juve),” ucap badan Badan FIFA dari UEFA, Evelina Christillin pada Radio Anch’ io Lo Gerak badan dikutip Football- Italia, Senin.

Instruktur Juve Max Allegri juga pasrah hal era depan Juve masa depan.” Aku tidak ketahui apakah mereka( UEFA) hendak memperbolehkan kita main di Eropa, kita wajib menunggu serta melihatnya,” ucap instruktur kelahiran Livorno itu merujuk kemampuan ganjaran dari UEFA.

Dengan cara tersirat, Ketua Inter Milan sekalian mantan CEO Juve tahun 2010- 2018, Beppe Marotta mengantarkan, kasus Juve pantas jadi jalur buat mengarah pembaruan kesamarataan berolahraga.” Aku tidak mau masuk ke dalam permasalahan ini, aku pikir itu betul sebab aku tidak ketahui isi ketetapannya alhasil seimbang buat senantiasa bungkam. Namun, pastinya, aku pikir seluruh orang sepakat kalau kita menginginkan pembaruan kesamarataan berolahraga,” tuturnya pada Sky Gerak badan Italia.

Kebalikannya, beberapa pihak lain memperhitungkan kasus itu abnormal. Karena, susah buat beranggapan harga tentu sesuatu pemeran dalam pasar memindahkan. Cara konferensi yang berkepanjangan pula berakibat minus pada denah kompetisi Serie A, paling utama dalam kejelasan perampasan 4 besar.