Rintangan Yang Harus Di Jalanin Roma

Rintangan Yang Harus Di Jalanin Roma

Rintangan Yang Harus Di Jalanin Roma – Apabila Arsenal memiliki sindrom, sampai itu ialah klaustrofobia. Ketakutan pada ruang kecil itu dialami” Si Meriam” masa ini. Mereka sering panik dan mudah frustrasi disaat hadapi pertahanan ketat lawan. Sindrom Arsenal bisa terus jadi parah di markas Fulham, Stadion Craven Cottage.

Arsenal hendak bertamu ke kandang Fulham dalam duel bertajuk derbi London penutup tahun, Minggu( 31/ 12/ 2023). Tim asuhan manajer Mikel Arteta pantas waspada. Semacam diketahui, Craven Cottage memiliki luas lapangan tersempit di Liga Inggris dengan panjang hanya 100 meter dan lebar 65 meter.

Jumat kemarin, Si Meriam baru merasakan penderitaan disaat hadapi ruang kecil pertahanan lawan. Mereka frustrasi, kalah 0- 2 dari West Ham United yang datang dengan skema bertahan total maupun“ parkir bus”. Sedangkan itu, kandang mereka, Stadion Emirates, memiliki luas standar, panjang 105 meter dan lebar 68 meter.

Mereka mengepung tim lawan, tercantum  menciptakan 77 sentuhan di kotak penalti. Namun, itu tidak cukup.” Apabila tidak tingkatkan( eksekusi) di kotak penalti, sampai tidak( hendak menang lawan Fulham). Pada akhirnya segala tentang itu( sukses),” ucapnya.

Arsenal, tidak semacam masa setelah itu, berjibaku babe138 dalam serbuan sejak dini masa. Tim- regu lawan tetap sangat berjaga- jaga, mulai memperlakukan mereka semacam juara bertahan Manchester City. Bedanya, City mempunyai penyerang murni sekelas Erling Haaland yang bisa menghindari skema” parkir bus” dengan keunggulan fisiknya.

Arsenal bergantung pada penyerang Gabriel Jesus yang baru mencetak 3 sukses di liga. Jesus saja sempat berkata, keahlian utamanya bukan menciptakan sukses. Itu yang membuat Arsenal seolah hadapi klaustrofobia. Mereka mampu mendominasi dan mengepung lawan, tetapi kesulitan mengonversi jadi sukses.

Si Meriam baru menghasilkan 19 sukses dari permainan terbuka, lebih sedikit dari tim medioker semacam Fulham( 20). Apabila dibandingkan dengan jadwal masa setelah itu, dalam 19 laga dengan lawan- lawan yang sama, produktivitas Arsenal pula merosot jauh. Dari 48 sukses masa setelah itu jadi 36 sukses di masa ini. Mereka lagi tidak baik- baik saja.

Di Craven Cottage, tidak cuma ukuran lapangan, sindrom tim tamu bisa berlipat ganda karena presensi gelandang jangkar Fulham, Joao Palhinha. Dia yakni pemain dengan jumlah tekel sangat banyak di liga yang bisa terus jadi memperkecil ruang buat lawan. Gelandang kreatif Arsenal, Martin Odegaard, menghasilkan lawan sepadan.

Untuk mantan bek tim nasional Inggris, Gary Neville, kasus paling banyak Arsenal ialah trio lini serbu yang ditempati Jesus, Gabriel Martinelli, dan Bukayo Saka. Ketiganya baru menyumbang total 10 sukses selama ini, terlebih masih kalah dari rekor penyerang Liverpool, Mohamed Salah, sendirian( 12) maupun Haaland( 14).

” Trio itu mempunyai keahlian jadi hebat, tetapi mereka tidak banyak melakukan kombinasi bersama- sama. Itu kasus utama mereka. Kalian bisa lihat di masa keemasan Liverpool, trio Salah,( Roberto) Firmino, dan( Sadio) Mane tetap terkoneksi,” ucap Neville dalam siniar miliknya.

Perkataan Neville cocok. Trio Arsenal tidak silih berhubungan karena Martinelli terisolasi di sisi kiri. Martinelli masih belum membiasakan diri dengan pengawalan sangat tidak 2 pemain di masing- masing pertandingan. Dia pula tidak berkembang, baru mencetak 2 sukses dan 2 asis. Martinelli menyumbang 15 sukses dan 5 asis masa setelah itu.

Walhasil, serbuan Arsenal terlihat pincang. Nyaris segala serbuan berbahaya berasal dari sisi kanan, zona yang diisi Saka. Tim- regu lawan terus jadi mudah mengestimasi, sebaliknya tugas Saka membongkar pertahanan lawan terus jadi berat. Kasus ketidakseimbangan itu harus lekas diatasi Arteta.

Arteta memperhitungkan, tidak ada yang pantas dikhawatirkan dengan performa Martinelli dan Saka.” Masih banyak laga tersisa. Mereka terlihat baik- baik saja. Apabila kami menang, Kalian tidak hendak menyorot itu( kasus mereka). Mereka masih muda dan mempunyai banyak tenaga. Mereka hendak terus berkembang. Itu yang pasti,” jelasnya.

Harapan Arsenal mengatasi sindrom ada dalam diri gelandang serbu Kai Havertz. Bentuk setinggi 1, 93 meter itu bisa jadi jawaban buat hadapi tumpukan bek dan ruang kecil di pertahanan lawan. Bentuk tersebut yang dirindukan Arsenal di laga versus West Ham. Havertz sempat absen karena sanksi penimbunan kartu.

Terakhir kali bertemu, Arsenal harus berbagi poin dengan Fulham yang menyudahi laga dengan 10 pemain. Manajer Fulham Marco Silva berharap kejutan seragam hendak terjalin di Craven Cottage. Palhinha dan rekan- rekan butuh hasil positif sehabis 3 kali kalah beruntun di liga. Laga kandang di akhir tahun bisa jadi motivasi lebih.

” Mereka ialah lawan yang sangat tangguh. Tetapi, ada sebagian titik lemah yang bisa kami eksploitasi. Dikala saat sebelum West Ham, hanya kami dan Tottenham yang bisa mencuri poin di kandang mereka. Kami tahu tata cara mengimbangi mereka dan hendak melakukan itu lagi. Kami harus terletak di tingkatan terbaik buat bisa melaksanakannya,” pungkas Silva.

AS Roma mulai menciptakan jalur mengarah titik penyeimbang menyusul kemenangan berarti atas Napoli di pertandingan lebih dahulu. Upaya Roma mencapai penyeimbang itu terancam kandas sebab hendak bersua Juventus pada laga lanjutan Liga Italia di Stadion Allianz, Pekan( 31/ 12/ 2023), jam 02. 45 Wib. Juventus yang lagi dalam tren positif berpotensi besar jadi perintang untuk Roma.

Regu besutan pelatih Massimiliano Allegri tersebut tidak terkalahkan dalam 12 laga terakhir di liga. Dari 12 pertandingan,” Sang Nyonya Besar” merengkuh 9 kemenangan serta 3 kali imbang. Rekor itu agak susah diruntuhkan Roma, terlebih Juventus hendak menemukan suntikan semangat dari ribuan pendukungnya di stadion.

Suasana meningkat rumit untuk Roma yang tengah didera krisis di lini balik. Beberapa bek andalan Roma semacam Chris Smalling hendak absen sebab luka infeksi pada tendon. Sedangkan bek tengah yang lain, Gianluca Mancini, terserang larangan bermain akibat penumpukan kartu kuning. Di lini depan, Tammy Abraham pula belum dapat diturunkan sebab masih menempuh pemulihan dari luka.

” Ini bukan kritik, tetapi kami mempunyai sekelompok pemain dengan riwayat luka yang rumit. Bila kami mempunyai seluruh pemain yang ada buat tiap pertandingan, aku tidak hendak mempunyai permasalahan buat berkata kalau kami dapat bertarung dengan seluruh orang, bukan buat gelar, melainkan buat 4 besar,” ucap Pelatih Roma Jose Mourinho, dilansir dari Football Italia, Jumat( 29/ 12/ 2023).

Walaupun luka pemain serta hukuman penumpukan kartu hendak mereduksi kekuatan timnya, Mourinho masih dapat membagikan kejutan. Karena, para pemain Roma lagi terletak dalam rasa yakin diri yang besar seusai membekuk juara bertahan Napoli di laga lebih dahulu.

Kemenangan atas Napoli itu begitu berarti untuk Mourinho yang kesusahan bawa Roma mencapai hasil positif di dini masa. Saat sebelum mengalahkan Napoli, performa” Il Giallorossi”

amat tidak tidak berubah- ubah sehingga kandas mempertahankan tempat di peringkat keempat klasemen.

Hingga dari itu, Mourinho berniat menjadikan kemenangan atas Napoli selaku titik balik untuk timnya buat menggapai penyeimbang. Sayangnya upaya itu telah wajib menemukan tes berat dengan mengalami Juventus.

Di tengah suasana yang kurang menguntungkan, secercah harapan menyinari Roma bersamaan mulai pulihnya penyerang Paulo Dybala. Kedatangan Dybala hendak mempertajam lini depan Roma yang masa ini kehadiran penyerang klinis Romelu Lukaku. Lukaku berkontribusi terhadap kemenangan Roma atas Napoli lewat sumbangan satu golnya di pengujung laga.

Dybala hendak jadi tandem Lukaku di lini depan dalam formasi 3- 5- 2. Hendak namun, Dybala diperkirakan tidak hendak jadi pemain mula, namun mengawali pertandingan dari bangku cadangan. Apabila demikian, Dybala dapat jadi kartu as untuk Roma sebab sempat jadi bagian dari Juventus.