Militer Taiwan Siaga Menghadapi China

Militer Taiwan Siaga Menghadapi China

Militer Taiwan Siaga Menghadapi China – Tantangan Taiwan pascapemilu lalu jadi berat. Tiongkok akan menekan Taiwan dengan senjata ekonomi dan daya militernya. Penguasa dan orang Taiwan bersiap- sedia hadapi 2 tantangan, yakni dalam dan eksternal, pascapemilu kepala negara yang dimenangi oleh Lai Ching- te. Kedua tantangan itu bersama memiliki akibat yang tidak di idamkan oleh beberapa besar pemilih pendukung Partai Liberal Demokratik( DPP) Taiwan, yakni terkait keakraban dengan Tiongkok.

Sebagian analis berspekulasi jika Tiongkok dapat jadi akan beranjak, menyiapkan tindakan- aksi pada medio tahun ini, spesialnya menjelang inaugurasi Lai berlaku seperti kepala negara, Mei esok. Kelakuan Tiongkok bisa berupa bimbingan tentara di perairan dekat wilayah kedaerahan Taiwan. Tidak cuma itu, Tiongkok diperkirakan pula akan menekan melalui berbagai kelakuan pemisahan jalinan ekonomi.

Danny Russel, mantan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Sindikat untuk Asia Timur dan Pasifik para era rezim Barack Obama, Senin( 15 atau 1 atau 2024), mengatakan, Beijing akan berusaha untuk mengekang, membuat rezim Lai tidak bisa beranjak, berlaku seperti ganjaran atas keengganannya bersuatu dengan Penguasa Tiongkok.

” Beijing ingin mengekang kepala negara tersaring, Lai, bukan memprovokasinya,” cakap Russel.

Di kalangan dalam Taiwan, Lai dan DPP akan hadapi tantangan di parlemen sesudah kehilangan banyak kursi. DPP hanya memperoleh 51 kursi dan tidak lagi jadi daya mayoritas di parlemen. Sebelummya, mereka menguasai 62 dari 113 kursi parlemen pada pemilu legislatif tahun 2020.

Dikala ini, pemegang kursi sangat banyak ialah Kuomintang, yang dipandang bibir69 oleh banyak analis memiliki kedekatan dengan Tiongkok, dengan 52 kursi. Kebalikannya Partai Orang Taiwan( TPP) mendapatkan 8 kursi di parlemen pada penentuan ini.

Kuomintang diperkirakan akan berkoalisi dengan TPP dan 2 legislator bebas, yang dengan cara ideologis dekat dengan mereka, untuk memperebutkan kedudukan berlaku seperti arahan parlemen.

Wen Ti- sung, analis di Badan Atlantik yang berplatform di Washington, AS, mengatakan, aransemen parlemen hasil penentuan membuat Lai dan DPP harus bertugas lebih keras lagi untuk menyamakan asumsi dan kelakuan. Menurunnya sumbangan kepada DPP di parlemen, yang ditandai dengan depresiasi jumlah raihan kursi di parlemen, akan menekan penguasa dan DPP harus menghabiskan daya dan pangkal tenaga yang lebih besar dibandingkan lebih dulu. membuat balik jalinan yang bagus( walaupun dingin),” tutur Wen.

Lai dalam kampanye mengajukan 4 tiang untuk perdamaian untuk mencegah kemantapan di Antara Taiwan. Ia mengatakan membuat daya pertahanan, memantapkan kemampuan Taiwan dan keamanan ekonomi, menjalakan kemitraan dengan kekuatan- daya kerakyatan di seluruh bumi, serta mencegah kepemimpinan yang wajar dan berpendirian dalam jalinan rute Antara Taiwan.

” Saya ingin menjaga status quo dan lalu mempertemukan masyarakat dalam kerangka Republik Tiongkok( Taiwan),” tutur Lai pada bertemu pers dikala saat sebelum pemilu.

Kita sedia dan ingin berkaitan untuk kelimpahan bersama orang di 2 bagian Antara Taiwan,” lanjut Lai.

Rezim Lai dihadapkan dengan sebagian kasus dalam negeri yang membutuhkan penindakan cepat, mulai dari perlambatan ekonomi, kesenjangan pendapatan antarwarga, harga rumah yang lalu jadi besar, hingga nilai pengangguran. Lai dan DPP berusaha menjawab tantangan itu, salah satunya dengan membuka jalinan ekonomi yang akrab, tertera dengan AS, Jepang, dan Uni Eropa.

Terdapat pula Kuomintang dan calonnya yang dibantu Tiongkok, Hou Yu- ih, memilah pendekatan yang lain, yakni mendekat ke Beijing.

Penguasa Jepang, melalui Arahan Federasi Alterasi Jepang- Taiwan Mitsuo Ohashi, telah memberi tahu dukungannya kepada penguasa terkini hasil penentuan dan mau bertugas serupa. Penguasa AS pula telah mengirimkan deputi untuk bertemu Lai dan Hsiao Bi- kim, ajudan wakilnya, untuk memberi tahu Mengenai senada.

” Saya akseptabel kasih atas sumbangan kuat Amerika Sindikat kepada kerakyatan Taiwan, yang menunjukkan kemitraan akrab dan keras di antara kedua negara,” tutur Lai.

Tiongkok diperkirakan pula akan melakukan kelakuan pengepungan ekonomi dan tentara kepada Taiwan. Kelakuan sejenis itu sudah beberapa kali terangkai dan berimbas cukup penting kepada warga Taiwan.

Dini tahun 2021, para orang tani nanas di Taiwan selatan harus menyambut kenyataan susah karena produk mereka ditolak masuk ke Tiongkok. Pabrik nanas Taiwan berharga dekat 284 juta dollar AS per tahun. Mereka harus menyambut kenyataan produk mereka dilarang masuk karena alasan wereng dan keamanan pangan yang lain. Harga produk nanas Taiwan turun berlebihan dari 60 sen dollar AS per 600 gram jadi hanya 1 sen per 600 gram.

Pelarangan memasukkan lalu jadi meningkat pada tahun 2022, untuk memo Chun Wei- ma, asisten profesor jalinan global Universitas Tamkan. Pada Agustus 2022, Tiongkok mencegah ribuan barang ekspor asal Taiwan. Dan, kala era kampanye dimulai, Beijing memublikasikan pelacakan besar- besaran kepada aplikasi perdagangan Taiwan.

Tampaknya ada hubungan yang nyata yang menunjukkan ambisi Tiongkok untuk memakai rumor perdagangan berlaku seperti perkakas tawar- berunding untuk pengaruhi ketidakpercayaan pemilih Taiwan kepada rezim DPP dan mengurangkan integritas mereka dalam mengatasi bentrokan perdagangan rute Antara,” tutur Chun.

Chun memperkirakan, titik berat ekonomi itu untuk menekan pemilih menjauh dari Lai dan memilah calon serta partai yang lebih ramah pada Beijing.

Titik berat tentara pula berkesempatan dicoba Beijing, sejenis yang luang dicoba mereka kala Arahan DPR AS Nancy Pelosi menghadiri Taiwan tahun 2022. Disaat itu Beijing mengepung wilayah perairan dan hawa Taiwan dengan kapal- kapal perang serta jet- jet tempur mereka.

Sebagian administratur Penguasa Taiwan mengetahui bisa jadi itu. 2 administratur tua Penguasa Taiwan berspekulasi Tiongkok akan melakukan aksi tentara di dekat wilayah Taiwan pada era semi.

Baca pula: Pelosi Berlabuh di Taiwan, Tiongkok Umumkan Operasi Militer

2 administratur keamanan Barat, yang tidak ingin dituturkan namanya karena mereka tidak berhak untuk berbahas pada alat, berspekulasi Mengenai sebentuk. Tiongkok, ucap keduanya, dapat jadi akan melakukan titik berat tentara pascapemilu. Akan tetapi, mereka tidak percaya jika kelakuan itu akan terangkai dalam rasio yang serupa dengan titik berat terakhir pada tahun 2022.

Hung Tran, mantan Delegasi Ketua Anggaran Moneter Global( IMF), berspekulasi, yang disaat ini akan dicoba oleh Beijng terkini hingga pada titik berat ekonomi dengan mengenakan perlengkapan tentara. Beliau memperkirakan, tahap yang dapat jadi dicoba Tiongkok ialah pengepungan jalur pelayaran dan pengiriman barang dari dan ke Taiwan.” Ini ialah kelakuan yang tidak amat beresiko,” tuturnya.

Posisi Taiwan berlaku seperti produsen berarti kaitan pasokan semikonduktor garis besar, dipercayai Tran, akan memiliki dampak penting kepada perekonomian Taiwan, tetapi dengan efek ketegangan badan yang lebih kecil.

Dalam rutinitas, jalinan antara orang Taiwan dan Tiongkok tetap berjalan bagus meski ada analogi sistem politik antara Tiongkok dan Taiwan. Orang Taiwan di Kepulauan Kinmen, misalnya, masing- masing hari bisa bertamu lapang ke kota Xiamen atau kota Amoy di Provinsi Fujian, Tiongkok. Kala terangkai endemi Covid- 19, warga Kinmen

Dari bidang kerangka balik etnik, mayoritas orang Taiwan ialah warga etnik Han atau orang Tionghoa, sejenis mayoritas masyarakat Tiongkok dan berawal dari Provinsi Fujian—di Indonesia dikenal berlaku seperti kaum Hokkian. Masalah yang mencuat pascaperang saudara, yang selesai pada 1949, membuat Tiongkok terbagi 2 dan berhadapan dengan cara politik, tetapi mereka tetap dekat dengan cara sosial, adat, dan ekonomi.

Pada 2015 berjalan pertemuan bersahabat dan sebanding antara Kepala negara Tiongkok Xi Jinping dan Kepala negara Taiwan Ma Ying- jeou di Singapura. Menteri Luar Negeri Singapura 2004- 2011 George Yeo mengenang, pertemuan berjalan bersahabat, cair, dan silih menghormati.” Terlebih, biaya penginapan dan lain- lain dipecah 2 dengan cara datar antara Tiongkok dan Taiwan,” tutur Yeo.