Memprediksi 8 Besar Liga Champions – Belum sempat terdapat adu denda lagi di sesi gugur Aliansi Champions semenjak akhir antara Real Madrid serta Atletico Madrid pada 2016. Hingga kesimpulannya datang sesi 16 besar masa ini, dekat sewindu berjarak. 2 peperangan dalam 2 hari berangkaian wajib didetetapkan melalui drama adu tos- tosan sehabis timbal sepanjang 210 menit.
Untuk Jan Oblak, kiper Atletico, adu denda tidak lebih dari semata- mata game undian. Seluruh terkait dari keberpihakan” bidadari fortuna”.” Bila pemeran menembak sempurna, tidak bisa jadi dihentikan. Aku asian mengakhiri 2 tembakan hari ini,” ucapnya berakhir peperangan versus Inter Milan, Kamis( 14 atau 3 atau 2024).
Oblak senantiasa beriktikad perihal itu. Sementara itu, bagi Squawka, ia berjasa menghasilkan Atletico selaku regu awal yang berhasil 3 kali adu denda di Aliansi Champions. Si kiper rasanya berlatih banyak dari kegagalan di akhir 2016. Ia kandas mengantar Atletico pemenang sehabis tidak sanggup menghalau satu juga denda pemeran” El Real”.
Satu hari saat sebelum kelolosan Atletico, Arsenal terlebih dahulu membenarkan tahap ke perempat akhir melalui adu denda. Kiper David Raya jadi bahadur versus Porto dengan 2 pengamanan sekalian. Saat sebelum adu tos- tosan berjalan, ia berbicara dengan instruktur kiper Inaki Cana yang menggenggam kertas” contekan”.
Berlainan dengan Oblak, Raya tidak sangat yakin” bidadari fortuna”. Menurutnya, seluruh mengenai perencanaan.” Kita telah memiliki konsep buat beranjak ke arah mana, terkait penendang. Kamu menekuni mereka, kebalikannya pula dengan mereka. Angsuran layak diserahkan buat unit kiper. Usahanya terbayar,” jelasnya.
Oblak tidak salah, namun Raya pula betul. Kedua aspek itu, perencanaan serta keberhasilan, amat memastikan dalam adu denda. Tetapi, cuplikan dari khalayak bentuk bumi Oprah Winfrey bisa jadi lebih pas menggantikan itu,” Keberhasilan merupakan perencanaan yang berjumpa dengan peluang”.
Terbebas dari perkara keberhasilan, Arsenal serta Atletico semacam telah mempunyai metode rahasia buat berhasil dalam adu tos- tosan. Mereka memakai strategi seragam yang lumayan istimewa. Dapat diamati dari pendekatan tiap- tiap kiper, Raya serta Oblak, yang mengenakan pola pergerakan serupa.
Raya senantiasa beranjak ke bagian kiri gawang dari 4 eksperimen denda rival, sedangkan Oblak senantiasa beranjak ke arah kanan. Mereka bersama sukses menduga tembakan rival sebesar 3 kali. Raya apalagi menepis depakan ketiga Porto dari Marko Grujic meski senantiasa masuk ke gawang.
Raya serta Oblak seakan telah berhitung. Mereka bisa jadi dapat menangkis satu ataupun 2 tembakan bila lalu beranjak ke arah serupa. Para penendang umumnya lebih bermacam- macam dalam arah tembakan. Di bagian lain, pergerakan serupa itu pula dapat membagikan dampak intelektual buat para penendang rival.
Harry Kane, penyerbu Bayern Muenchen, sempat bibir69 mengatakan, para kiper dikala ini jauh lebih cerdas berstrategi dengan kemajuan teknologi.” Sebab itu, aku lebih memilah menendang sekencang bisa jadi supaya bola senantiasa masuk meski arahnya tertebak,” ucap pemeran yang menulis keberhasilan denda hingga 86 persen itu.
Di bagian lain, Arsenal serta Atletico pula memakai metode yang serupa buat para penendang. Mereka, spesialnya Arsenal, berusaha mengutip depakan lebih lama sehabis peluit bersuara. Harapannya, para pemeran dapat meredakan diri terlebih dahulu serta tidak menendang dikala jantung lagi berdebar cepat.
Arsenal yang mengecap semua eksperimen denda, bagi The Athletic, mencatatkan rerata 7, 9 detik dari peluit hingga tembakan. Di antara penembak Porto, cuma Pepe Aquino( 9, 8 detik) yang melewati rerata itu serta melaksanakan dengan sempurna. Lebihnya di dasar 7 detik serta tembakannya terbaca oleh Raya.
Atletico menulis rerata jarak 5, 6 detik, lebih lama dibanding Inter 4, 4 detik. Menariknya, 3 pemeran berjarak lebih dari 6 detik sanggup mengecap berhasil. 4 dari 6 penendang di dasar jarak 6 detik kandas melaksanakan. 3 di antara itu pemeran Inter, tercantum Lautaro Martinez( 2, 8 detik) yang tendangannya jauh melewati mistar gawang.
Kiat denda itu bukan cuma bertepatan. Arsenal telah mengaplikasikan itu selama masa ini, tercantum kala berhasil adu denda versus Manchester City di Community Shield. Semua pemeran mereka melaksanakan tembakan paling tidak 7 detik berakhir peluit bersuara. Ada pula 17 kali denda Arsenal senantiasa masuk semenjak dini masa.
Keseruan drama denda semacam di sesi 16 besar amat bisa jadi jadi determinan lagi. Mengenang, sebesar 8 regu partisipan tertinggal ialah perwakilan terbaik dari negeri tiap- tiap. 8 besar kali ini dapat dibilang sangat hebat dalam sebagian tahun ke balik. Batas pembeda antartim amat pipih.
Menariknya lagi, tim- tim itu mempunyai para pengawal gawang serta penendang terbaik. Bayern Muenchen, misalnya, memiliki kiper pensiunan Manuel Neuer yang telah profesional mengalami denda. Manchester City mempunyai penyerbu Erling Haaland yang mencatatan keberhasilan denda sampai 91, 1 persen.
Terdapat pelajaran dari kemenangan Arsenal serta Atletico pada tengah minggu kemudian. Mereka bersama berhasil di kandang, dikala adu denda dilangsungkan di bagian mimbar tuan rumah, di depan pendukung mereka sendiri. Bisa jadi, regu yang hendak jadi tuan rumah pada peperangan kedua di sesi selanjutnya hendak memperoleh bantuan seragam.
Sehabis lulus dari sesi 16 besar, 8 regu golongan atas Eropa balik hendak dicoba kobaran kompetisi di perempat akhir Aliansi Champions Eropa. Rute neraka ditentukan menanti mereka bersamaan tidak terdapatnya regu berkedudukan jaran gelap. Dari tim- tim besar yang sering maju jauh di Aliansi Champions, terdapat pula 2 daya lama ikut mencari karcis semifinal.
Rute neraka itu nampak dari hasil undian sesi perempat akhir yang berjalan di markas UEFA di Nyon, Swiss, Jumat( 15 atau 3 atau 2024). Semua peperangan menarik buat disimak sebab mempertemukan tim- tim besar dengan gagalnya pihak non- unggulan lulus dari 16 besar.
Salah satu peperangan besar yang ditunggu- tunggu merupakan pertemuan antara pemenang bertahan Manchester City serta pemegang titel Aliansi Champions paling banyak, Real Madrid.
City serta Real terakhir kali berjumpa di semifinal Aliansi Champions masa 2022- 2023. Kala itu, Real takluk 1- 5 dengan cara hasil akumulasi sehabis ditahan timbal 1- 1 di markas sendiri serta takluk 0- 4 di markas City.
Situasinya saat ini mendekati dengan dikala itu, di mana Real berperan selaku tuan rumah terlebih dahulu. Walhasil, Real juga terperangkap dalam situasi kurang profitabel. Pertemuan awal perempat akhir hendak berjalan pada 9- 10 April 2024, sebaliknya pertemuan kedua dijadwalkan pada 16- 17 April.
Pengalaman pada sesi 16 besar menampilkan regu yang berperan selaku tuan rumah di pertemuan kedua lebih diuntungkan maju ke sesi berikutnya. Dari 8 peperangan sesi 16 besar, 5 regu yang maju ke sesi perempat akhir ialah tuan rumah di pertemuan kedua.
Administrator City Pep Guardiola lebih dahulu berkata hendak mempersiapkan timnya sebaik bisa jadi untuk lulus dari perempat akhir. Beliau memperhitungkan City mampu bersaing dengan raksasa Eropa selevel Real serta Muenchen sekalipun buat menjaga titel pemenang.
” Yang berarti merupakan 7 tahun beruntun kita terletak di perempat akhir,” tutur Guardiola, diambil dari halaman UEFA.
Atletico Madrid merupakan salah satu regu yang sanggup melampaui sesi 16 besar dengan status selaku tuan rumah di pertemuan kedua. Atletico dengan cara mencengangkan sanggup menghilangkan raksasa Italia, Inter Milan, sehabis lebih dahulu takluk 0- 1 di pertemuan awal. Di perempat akhir, kekuatan Atletico hendak dicoba sebab hendak berperan lebih dahulu selaku tuan rumah mengalami Borussia Dortmund.
Peperangan besar yang lain yang pantas dinanti merupakan pertemuan antara Paris Saint- Germain serta Barcelona. PSG berpeluang lebih dahulu menyajikan Barca. Khalayak sedang mengenang dengan cara nyata gimana panasnya pertemuan kedua regu ini pada sesi 16 besar 2017.
Kala itu, Barca yang takluk 0- 4 di pertemuan awal dengan cara tidak tersangka melaksanakan remontada ataupun bayaran dengan cara kasar dengan berputar menghajar PSG 6- 1 di Stadion Camp Nou.
Satu perlombaan lain di perempat akhir merupakan antara Arsenal serta Bayern Muenchen. Ini ialah peluang kencana untuk Arsenal buat membalas kegagalan menyakitkan dari Muenchen pada sesi 16 besar 2017. Dikala itu, Arsenal yang dibesut administrator legendaris Arsene Wenger takluk dengan cara jitu dengan hasil akumulasi berhasil 2- 10. Kali ini anak didik Wenger, Mikel Arteta, berkesempatan besar membalaskan marah si guru.