Memakan Makanan Organik Untuk Gaya Hidup Lebih Baik
Semakin luasnya informasi mengenai kebutuhan pangan yang berkualitas membuat banyak orang menjadi lebih spesifik dalam memilih konsumsinya sehari-hari. Salah satunya dengan memilih bahan makanan alami.
Tidak bisa dipungkiri bahwa mengonsumsi makanan yang berkualitas merupakan hal yang mendasar agar daya tahan tubuh tetap terjaga.
Sumber pangan baik yang dikembangkan secara alami terbukti memiliki lebih banyak suplemen, zat gizi, mineral, senyawa, dan zat gizi mikro.
Menurut Situs Kesejahteraan, makanan alami adalah pilihan ideal untuk diingat dalam menu sehari-hari.
Meski lebih mahal, manfaat kesehatan yang didapat dari makanan alami jauh lebih penting.
Meskipun demikian, apakah makanan alami benar-benar lebih baik dan lebih aman dibandingkan makanan non-alami? Kita harus memeriksa klarifikasinya.
Apa itu Makanan Alami?
Ungkapan “alami” mengacu pada proses bagaimana sumber makanan tertentu diciptakan.
Varietas pangan alami telah atau secara bergantian dikembangkan tanpa menggunakan bahan sintetis palsu, bahan kimia, bahan anti infeksi, atau bentuk kehidupan yang disesuaikan secara turun-temurun.
Untuk menyampaikan nama alaminya, suatu makanan harus bebas dari semua bahan sintetis yang berbahaya.
Tanaman yang tumbuh secara alami biasanya akan menggunakan kompos biasa seperti pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Hewan yang dibesarkan secara alami juga tidak diberi antimikroba atau bahan kimia.
Dalam budidaya alami, mereka juga umumnya akan meningkatkan kualitas tanah dan perlindungan air tanah.
Jadi hal ini juga mengurangi kontaminasi dan mungkin lebih baik bagi iklim.
Ada beberapa keunggulan pangan alami dibandingkan pangan biasa, antara lain:
1. Tidak mengandung pestisida atau kompos buatan
Pangan alami yang dimaksud adalah memanfaatkan bahan kompos biasa, misalnya pupuk yang dibuat tanpa bantuan orang lain, sehingga tidak mengandung zat pestisida.
Pestisida sintetis mampu membunuh hama tanaman untuk mencegah kegagalan panen.
Pestisida jenis ini diperkirakan mengandung campuran sintetis yang lebih berisiko.
Dibandingkan dengan makanan yang dikembangkan secara tradisional, beberapa makanan yang dikembangkan secara alami tidak memiliki kandungan pestisida.
2. Tidak mengandung zat tambahan
Bahan pangan alami bebas dari bahan tambahan makanan atau bahan tambahan.
Bahan-bahan yang diingat dalam koleksi ini antara lain bahan aditif, pewarna, gula palsu, pengental dan perasa.
3. Dianggap lebih bergizi
Fokus pada kontras bahan makanan dari varietas makanan alami dan non-alami telah memberikan hasil yang beragam.
Meskipun demikian, bukti menunjukkan bahwa varietas makanan yang dikembangkan secara alami lebih bergizi. Hal inilah yang membuat banyak orang mencari contoh makanan alami yang bisa dimakan.
Penelitian lain dari Basic Audits in Plant Sciences menemukan bahwa varietas makanan alami umumnya mengandung lebih banyak zat pencegah kanker dan mikronutrien tertentu, seperti asam L-askorbat, seng, dan zat besi.
Faktanya, tingkat penguatan sel pada akhirnya dapat bergantung pada 69% lebih tinggi pada jenis makanan ini.
4. Menurunkan Kadar Nitrat
Tanaman yang dikembangkan secara alami juga terbukti memiliki kadar nitrat yang lebih rendah.
Sejujurnya, penelitian dari Wageningen Diary of Life Sciences menunjukkan bahwa kadar nitrat 30% lebih rendah pada panen alami.
Kadar nitrat yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan pertaruhan jenis pertumbuhan ganas tertentu.
Bahan ini juga dikaitkan dengan kondisi yang disebut methemoglobinemia, penyakit pada anak-anak yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk membawa oksigen.
5. Lebih tidak berbahaya bagi ekosistem
Budidaya alami berpusat pada praktik-praktik yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan mendukung budidaya yang menyatu dengan alam.
Pergantian tanaman dan pelestarian tanah menjaga lahan pertanian tetap sehat dan bebas dari bahan sintetis.
Serangga, katak, burung, dan bahan organik tanah tidak dibunuh dalam budidaya alami sehingga tanaman dan peternakan dapat memenuhi kapasitas maksimumnya.
Makanan alami tidak hanya sayur-sayuran dan produk organik, namun ada juga produk susu alami yang jauh lebih baik.
Salah satu produk susu alami berkualitas bagus yang bisa Bunda pilih adalah Arla Natural UHT.
Arla adalah pembuat susu alami nomor 1 di dunia dan mematuhi Pedoman Alami UE
Produk Arla memiliki program konfirmasi kualitas yang disebut Arlagården, juga untuk menjamin kualitas.
Susu alami ini mengandung lemak, protein, mineral dan merupakan sumber kalsium dan protein alami.
Arla Natural UHT juga menjamin rasa susunya enak, baru, dan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli.
Susu alami ini berasal dari sapi alami yang hanya meminum pakan alami (tanpa pupuk kandang palsu, pestisida) dan tanpa pengobatan anti mikroba.
Dalam sistem perakitannya, Arla juga menjamin kerapian, mulai dari kerapian kandang, sistem penirisan, hingga penanganan susu, pengemasan dan sosialisasi ke pelanggan agar terhindar dari bahaya penyakit.
Anehnya, sapi-sapi di peternakan Arla ditakdirkan untuk diternakkan dan benar-benar dipelihara di iklim yang ramah hewan agar sapi-sapi tersebut hidup dan bahagia.
Dengan begitu, sapi perah bisa menghasilkan susu alami yang lebih bergizi.
Mengkonsumsi Arla Natural UHT secara konsisten akan membantu rutinitas makan alami yang Bunda jalani saat ini.