Korea Utara Tutup Pintu Rekonsiliasi dengan Korea Selatan

Korea Utara Tutup Pintu Rekonsiliasi dengan Korea Selatan

Korea Utara Tutup Pintu Rekonsiliasi dengan Korea Selatan – Korea Utara menutup pintu rekonsiliasi dengan Korea Selatan. Langkah ini diisyarati dengan pembubaran organisasi- organisasi berarti pemerintah yang bertugas mengelola ikatan dengan Korea Selatan. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un apalagi memerintahkan supaya Korea Selatan disebutkan selaku musuh no satu dalam Konstitusi Korea Utara.

Penutupan pintu rekonsiliasi ini dicoba sehabis serangkaian ketegangan serta aksi silih kecam di antara 2 negeri Korea tersebut. Kim Jong Un berkata, dirinya tidak hendak lagi mengupayakan rekonsiliasi dengan tetangganya, Korea Selatan( Korsel).

Keputusan buat menghapuskan lembaga- lembaga yang menanggulangi diskusi serta kerja sama dengan Korsel diambil dalam pertemuan parlemen negeri tersebut pada Senin( 15/ 1/ 2024). Lembaga- lembaga yang dibubarkan yakni Komite Reunifikasi Damai Negeri, Biro Kerja Sama Ekonomi Nasional, serta Administrasi Pariwisata Internasional( Gunung Kumgang).

” Kami tidak mau perang, namun kami pula tidak bernazar menjauhi( perang),” kata Kim, semacam dilansir kantor kabar Korut, KCNA.

Terpaut penghapusan lembaga- lembaga rekonsiliasi dengan Korsel itu, Majelis Rakyat Paling tinggi Korut menerbitkan statment kalau kedua Korea saat ini terjebak dalam konfrontasi kronis. Untuk Korut, menyangka Korsel selaku mitra diplomasi merupakan suatu kesalahan sungguh- sungguh.

” Komite Reunifikasi Damai Negeri, Biro Kerja Sama Ekonomi Nasional, serta Administrasi Pariwisata Internasional( Gunung Kumgang), perlengkapan yang terdapat buat diskusi, perundingan, serta kerja sama Utara- Selatan, dihapuskan,” kata majelis tersebut.

Berikutnya, Pemerintah Korut hendak mengambil langkah- langkah instan buat melakukan keputusan tersebut. Dalam pidatonya pada persidangan tersebut, Kim menyalahkan babe138 Korsel serta AS yang tingkatkan ketegangan di kawasan itu.

Dia berkata, mustahil untuk Korut buat melaksanakan rekonsiliasi serta reunifikasi secara damai dengan Korsel.

Kim menyerukan supaya Majelis Rakyat Paling tinggi Korut menulis ulang Konstitusi Korut pada pertemuan selanjutnya. Dia memerintahkan majelis itu buat mendefinisikan Korsel selaku negeri” No 1 negeri yang bermusuhan”.

Komite Nasional buat Reunifikasi Damai sudah jadi tubuh utama Korut yang menanggulangi urusan antar- Korea semenjak didirikan pada tahun 1961. Ada pula Biro Kerja Sama Ekonomi Nasional serta Administrasi Pariwisata Internasional Gunung Kumgang sudah diresmikan buat menanggulangi proyek ekonomi serta pariwisata bersama di antara kedua Korea sepanjang periode rekonsiliasi pendek pada tahun 2000- an.

Proyek- proyek rekonsiliasi Korut- Korsel sudah dihentikan sepanjang bertahun- tahun sebab ikatan di antara kedua negeri Korea itu terus memburuk. Pemicunya merupakan tekad terlarang Korut buat meningkatkan senjata nuklir.

Bersumber pada Resolusi Dewan Keamanan PBB, Korut dikenai sanksi larangan buat meningkatkan senjata nuklir. Larangan ini terus menjadi ketat diterapkan semenjak tahun 2016.

Ketegangan di Semenanjung Korea terletak pada titik paling tinggi dalam sebagian tahun terakhir. Puncak ketegangan terjalin sehabis Kim tingkatkan uji coba senjata nuklir sepanjang sebagian bulan terakhir. Amerika Serikat serta sekutunya, Korsel serta Jepang, menanggapinya dengan menguatkan latihan militer gabungan mereka.

Kim balik mengancam latihan bersama itu selaku latihan invasi serta upaya mempertajam strategi guna menggagalkan proyek nuklir Korut. Dini Januri 2024, Korut menembakkan rentetan peluru artileri di dekat perbatasan laut barat yang disengketakan dengan Korsel.

Aksi itu dibalas Korsel dengan menggelar latihan penembakan seragam di daerah tersebut. Lewat konferensi politik minggu kemudian, Kim pula melontarkan ancaman verbal yang mendefinisikan Korsel selaku musuh utama Korut. Dia mengecam hendak memusnahkannya bila terprovokasi.

Kementerian Luar Negara AS berikan penjelasan kalau dalam pembicaraan telepon pada Senin( 15/ 1/ 2024), Jepang, Korsel, serta AS mengancam peluncuran rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat oleh Korut satu hari lebih dahulu. Peluncuran rudal balistik oleh Korut itu pula melanggar sebagian resolusi Dewan Keamanan PBB.

” Ketiga pihak menggarisbawahi kalau aksi tersebut beresiko, tidak bertanggung jawab, serta mengusik stabilitas keamanan regional serta internasional,” kata Kementerian Luar Negara AS.

Korea Utara, Senin( 15/ 1/ 2024), mengonfirmasi peluncuran rudal balistik jarak menengah dengan jangkauan sampai 4. 000 km ataupun dapat menjangkau pangkalan militer AS di Guam. Rudal tersebut memakai teknologi baru bahan bakar padat selaku propelan( pendorong) yang mempermudah operasional pergerakan ataupun perpindahan peluncuran rudal sehingga menyulitkan serbuan lawan terhadap posisi rudal.

Laporan pendek di kantor kabar formal Korea Utara( Korut), Korean Central News Agency( KCNA), mengatakan, rudal balistik jarak menengah( IRBM) itu bawa hulu ledak hipersonik yang dapat bermanuver terkendali. Uji coba itu dimaksudkan buat mengenali” kepribadian gerakan serta manuver” hulu ledak serta keandalan mesin berbahan bakar padat yang baru dibesarkan.

Bagi KCNA, peluncuran rudal pada Pekan( 14/ 1/ 2024) itu tidak hendak mempengaruhi keamanan negara- negara tetangganya serta tidak berkaitan apa juga dengan suasana kawasan. Tetapi, peluncuran itu terjalin cuma sebagian hari sehabis Pyongyang mengadakan latihan penembakan dengan peluru asli di dekat perbatasan maritim dengan Korea Selatan( Korsel). Latihan itu merangsang latihan tandingan serta evakuasi untuk masyarakat beberapa pulau di perbatasan Korsel.

Kepala Staf Gabungan Militer Korsel dalam penjelasan pers melaporkan, rudal balistik jarak menengah diluncurkan dari dekat Pyongyang sepanjang 1. 000 km saat sebelum jatuh ke laut di antara Semenanjung Korea serta Kepulauan Jepang. Kepala Staf Gabungan Korsel menyebut peluncuran rudal tersebut selaku provokasi serta mengecam perdamaian di Semenanjung Korea. Militer Korsel melaporkan kesiapannya mengalami bermacam provokasi yang bisa jadi dicoba Korut.

Chang Young- keun, pakar rudal di Institute Strategi Nasional Korea, berkata, rudal Korut itu dirancang bisa menghantam sasaran di pangkalan Amerika Serikat sepanjang 3. 400 km dari Pyongyang. Rudal tersebut pula bisa menghantam sasaran lebih dekat, semacam pangkalan- pangkalan militer AS di Kepulauan Okinawa.

Rudal hipersonik jarak menengah sampai jarak jauh secara spesial bermanfaat buat melanda Guam sembari menjauhi sistem pertahanan rudal AS,” tutur Chang.

Uji coba terkini rudal Korut tersebut menaikkan rumit perkara dalam upaya membangun perdamaian di Semenanjung Korea, Asia Timur, serta Asia Tenggara.

Rudal Hwasong–18 pula diperkirakan mempunyai hulu ledak berganda yang bisa mengincar sasaran berbeda kala telah diluncurkan. Pembawa hulu ledak rusak dalam ketinggian tertentu kemudian hulu ledak mengincar sebagian sasaran sehingga bisa memunculkan kehancuran lebih luas. Keadaan tersebut menyulitkan upaya mencegah serbuan rudal kala telah diluncurkan.

Rudal baru Korut dengan bahan bakar padat mempunyai keunggulan sebab tidak perlu waktu lama serta pemanasan semacam bahan bakar cair. Tidak hanya itu, umur waktu pemakaian bahan bakar padat lebih lama dibanding dengan bahan bakar cair. Saat sebelum rudal terkini ini, Korut mempunyai rudal jarak menengah Hwasong- 12 yang masih memakai bahan bakar cair selaku pendorong roket.

Departemen Pertahanan Jepang ikut memantau serta menganalisis uji coba rudal Korut. Kali ini, rudal Korea Utara diperhitungkan menjelajahi sepanjang 500 km

. Bagi Jepang, yang ditembakkan Korut merupakan rudal jarak pendek serta bukan rudal jarak menengah.

Jepang serta Korsel melaporkan telah berbagi data dengan sekutu mereka, AS. Hendak namun, belum dipaparkan kenapa mereka mempunyai evaluasi berbeda tentang tipe rudal yang ditembakan Korut.

Departemen Luar Negara Korsel menarangkan, dalam komunikasi trilateral Korea Selatan- Jepang- AS, Pekan( 14/ 1/ 2024), para diplomat ketiga negeri mengancam peluncuran rudal Korut. Mereka menekankan, provokasi Korut malah hendak menguatkan kerja sama militer mereka.