Konser Terbaik Selama Pangung Godbless

Konser Terbaik Selama Pangung Godbless

Konser Terbaik Selama Pangung Godbless
God Bless memaparkan kehadirannya yang lama melalui pertunjukan akbar. Pertunjukan tersebut merangkum perjalanan Nikmat Tuhan selama 50 tahun berkiprah di belantika musik Indonesia.

God Bless tampil dengan perkembangan terakhirnya, khususnya Achmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Abadi Soesman (konsol), dan Fajar Satritama (drum). Mereka memenuhi jaminannya untuk “bertarung” dalam Pertunjukan Emas Peringatan Nikmat Tuhan ke-50 bersama Tohpati Ensemble di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (10/11/2023) malam.

Kelompok ini, yang lima dari lima anggotanya berusia di utara 70 tahun, masih siap untuk menyebarkan energi kasarnya kepada sejumlah besar pengamat yang berpartisipasi. Vokal Achmad Albar nom de plume Iyek masih mulus meski usianya sudah 77 tahun.

Nikmat Tuhan membuka pertunjukan dengan “Musisi”, melodi ritme medium dari koleksi Cermin (1980). Lagu tersebut muncul untuk menegaskan keputusan hidup God Nikmat sebagai penampil hati, tekanan dan perjumpaan berharga melalui syair dan melodi.

Kemudian, God Bless menyanyikan lagu “Bla Bla” yang syairnya mengutuk perilaku buruk para spesialis yang menghambat keharmonisan dan umat manusia. Kedengarannya berkaitan dengan keadaan dunia saat ini yang masih digambarkan melalui permainan perang dan kekuasaan.

Sejak saat itulah lagu-lagu hits God Bless dsesekali berpindah-pindah, beberapa di antaranya terangkum dalam kumpulan terbaru God Bless Treasury God Bless : 50th Commemoration with Tohpati and Czech Ensemble Symphony (2023, misalnya “Pagi Hebat Indonesia”, ” Jilat Matahari”, “Murmur di Lereng”, “Kehidupan”, dan “Serangga Gelap”.

Melodi-melodinya tampil dengan simfoni yang terdengar apik, indah dan mewah, namun tidak menghilangkan jiwa lagu-lagu aslinya. Pada beberapa lagu Nikmat Tuhan yang riuh, misalnya “Hidup”, “Musisi”, dan “Semut Hitam”, Tohpati Ensemble menempati ruang kosong dalam melodinya. Hasilnya, di antara gemuruh gitar Ian Antono dan dentuman drum Fajar Satritama, terdengar suara lekuk biola dan potongan cello.

Seperti yang disampaikan Tohpati pada sesi latihan busana, Kamis (11/9/2023) malam, dirinya benar-benar berusaha menyempurnakan dan memperkuat lagu-lagu God Bless yang luar biasa, yang pada dasarnya sudah mengagumkan. Sayang sekali jika diubah secara berlebihan. Saya khawatir perwujudan lagu tersebut akan hilang, ujarnya.

Presentasi God Bless bersama Tohpati malam itu berhasil memuaskan sekitar 4.000 penonton yang ikut serta hampir sepanjang pertunjukan sambil melompat-lompat atau sekadar mengangkat tangan tinggi-tinggi. Berbagai pengisi acara turut terlibat dalam pertunjukan tersebut, khususnya Padi Renewed, Anggun, Nicky Astria, Kotak, Kaka Slank, dan Eet Sjahranie.

Pertunjukan tersebut benar-benar heboh ketika God Bless akhirnya membawakan “dua lagu wajibnya” di hampir semua acara God Bless , yaitu “Life” dan “Semut Hitam”. Iyek memainkan lagu itu dengan kejam sehingga tidak mengejutkan siapa pun.

Pertunjukan malam itu merangkum perjalanan Nikmat Tuhan dari penataan hingga kehadirannya dalam waktu yang sangat lama. Penonton dipersilakan, mengapresiasi, lagu-lagu Nikmat, Tuhan dari ,satu periode ke periode, lainnya, baik yang, berisik maupun, lagu-lagu pendek, yang menyentuh.

Dari melodi-melodi tersebut, penonton, khususnya mereka yang pernah mengalami masa kanak-kanak pada tahun 70an hingga 90an, dapat mengingat peristiwa-peristiwa penting atau kekhasan sosial di masa lalu, yang selalu diselaraskan dengan baik oleh Tuhan.

Lagu halus “Pagi Agung Indonesia”, misalnya, menceritakan kisah eksekusi Kusni Kasdut, mantan pejuang yang ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan, namun diremehkan dan akhirnya menjadi penjarah demi kelangsungan hidup.

Lalu, di bagian itu, “Walk 89” membahas perdebatan buku Sinister Sections karya Salman Rushdie. Sementara itu, “Angkutan Kota” menangkap kekhasan individu-individu kecil yang perlu naik angkutan kota setiap hari ketika mereka pergi bekerja atau mencari uang.

Musik yang bagus dan syair yang solid menjaga Kebaikan Tuhan di hati para penggemarnya sejak beberapa waktu yang lalu, setelah 50 tahun berkarya.

Malam itu, God Bless menutup acara dengan melodi “Rumah Kita” yang mengajak penonton untuk ikut bernyanyi dari awal hingga akhir lagu. Syair-syair lagu tersebut menyadarkan kita akan pentingnya mensyukuri apa yang kita miliki.

“Ini adalah pertunjukan God Bless terbaik yang pernah saya tonton. Ternyata saya lebih minder dengan lagu-lagu God Bless , musik dan syairnya merupakan bidang kekuatan yang serius untuk luar biasa. Lagu-lagu seperti itu harus dibawakan oleh band yang sudah berkembang. dan berkomitmen terhadap jagat musik.”Salut Nikmat Tuhan,” kata Prabowo yang mengikuti melodi Nikmat Tuhan di tahun 80an.