Indonesia Menyetujui Akselerasi Pendanaan Iklim

Indonesia Menyetujui Akselerasi Pendanaan Iklim

Indonesia Menyetujui Akselerasi Pendanaan Iklim
Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal Negara-Negara Bergabung Antonio Guterres. Isu mulai dari aktivitas lingkungan hingga situasi di Gaza menjadi perbincangan. RI menjunjung tinggi subsidi lingkungan hidup PBB untuk meningkatkan kecepatan.

Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan timbal balik dengan Sekretaris Jenderal Negara Gabungan Antonio Guterres tidak terlibat dalam Titik Tertinggi Aktivitas Lingkungan Dunia (WCAS) di Dubai, Gabungan Emirates Timur Tengah, Sabtu (2/12/2023). Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan bantuan untuk rencana peningkatan kecepatan pendanaan lingkungan hidup yang dimulai oleh Guterres.

Presiden Jokowi dan Antonio Guterres menilai aktivitas lingkungan hidup sebagai poin utama COP28. Presiden Jokowi memahami berbagai kemajuan besar yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi perubahan lingkungan.

Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia menghargai upaya program perubahan energi yang berkeadilan (JETP). Meskipun demikian, Presiden menerima bahwa pemberian penghargaan harus lebih bernilai dan kegiatan lingkungan hidup di seluruh dunia tidak dapat maju tanpa upaya bersama, dengan mempertimbangkan semua hal.

“Selanjutnya, Indonesia menjunjung tinggi rencana peningkatan kecepatan pendanaan lingkungan hidup yang diprakarsai oleh Yang Mulia bahwa negara-negara maju harus membantu negara-negara berkembang,” kata Presiden Jokowi yang didampingi oleh Pendeta Mensesneg Pratikno, Pendeta Pelayanan Iklim dan Penjaga Hutan Siti Nurbaya Bakar, dan Perwakilan Imam Internasional prihatin Pahala Mansury.

Pemerintah Indonesia juga percaya bahwa Sekjen PBB akan mendukung COP28 untuk menyelesaikan operasionalisasi pembiayaan bencana dan kerugian serta subsidi kooperatif untuk energi baru dan berkelanjutan bagi negara-negara non-industri.

WCAS yang merupakan salah satu rencana pada Pertemuan ke-28 Pertemuan Perubahan Lingkungan atau Puncak COP28 ini membahas tentang upaya mengatasi darurat lingkungan, mendukung pengakuan Paris Arrangement dan nol produk samping bahan bakar fosil (net zero outflows).

Hingga saat ini, beberapa negara sudah mulai mengalihkan tanggung jawab untuk memberikan kerugian dan kerugian finansial. Uni Emirat Arab Bersatu (UEA), sebagai tuan rumah COP28, telah menyatakan kewajibannya memberikan dana sebesar 100 juta dolar AS. Jerman menyusul dengan tanggung jawab pendanaan sebesar 100 juta dolar AS, Asosiasi Eropa dengan 225 juta Euro, Inggris dengan 60 juta pound asli. AS dan Jepang masing-masing berdedikasi memberikan 17 juta dollar AS dan 10 juta dollar AS. kependudukan biasa. Indonesia juga menjunjung tinggi melakukan pemeriksaan melalui komponen global terkait pelanggaran Israel di Gaza.

Antonio Guterres dalam pidatonya di COP28 mengingatkan bahwa menghentikan krisis lingkungan hidup bukanlah sebuah hal yang tidak bisa kembali lagi. Meskipun demikian, hal ini memerlukan administrasi, partisipasi, dan kemauan politik. Ia pun mendesak adanya perubahan ke energi baru dan ramah lingkungan, termasuk bagi para perintis organisasi yang benar-benar memanfaatkan sumber energi tak terbarukan.

Dalam sambutannya menjelang dimulainya pertemuan kedua belah pihak, Presiden Jokowi juga menyampaikan kewajiban Indonesia untuk terus mendukung PBB dalam menyelesaikan fungsi dan tugasnya. Seperti yang ditunjukkan oleh Presiden, kesulitan-kesulitan di seluruh dunia saat ini semakin sulit dan persaingan internasional telah melahirkan kekuatan-kekuatan baru. Selain itu, multilateralisme dan kepercayaan bersama juga semakin terpecah.

Presiden Jokowi dan Guterres pun membicarakan situasi di Gaza. Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia dengan tegas mengecam tindakan keji yang dilakukan Israel, apalagi penyerangan terhadap kantor kependudukan biasa. Indonesia juga menjunjung tinggi melakukan pemeriksaan melalui komponen global terkait pelanggaran Israel di Gaza.

Indonesia juga mengundang gangguan filantropis yang sedang berlangsung. Meskipun demikian, kekejaman harus dihentikan selamanya demi nasib masyarakat umum sesuai dengan Tujuan 2712 DK PBB.

Bersama beberapa pendeta asing di OKI, Pendeta Indonesia yang menjadi perhatian Internasional juga sedang melakukan strategi serius untuk Gaza,” kata Presiden.

kesulitan-kesulitan di seluruh dunia saat ini semakin sulit dan persaingan internasional telah melahirkan kekuatan-kekuatan baru. Selain itu, multilateralisme dan kepercayaan bersama juga semakin terpecah.

Presiden Jokowi dan Guterres pun membicarakan situasi di Gaza. Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia dengan tegas mengecam tindakan keji yang dilakukan Israel, apalagi penyerangan terhadap kantor kependudukan biasa. Indonesia juga menjunjung tinggi melakukan pemeriksaan melalui komponen global terkait pelanggaran Israel di Gaza.

Indonesia Menyetujui Akselerasi Pendanaan Iklim