Hapuskan utang negara miskin dan berkembang

Hapuskan utang negara miskin dan berkembang

Hapuskan utang negara miskin dan berkembang
Bank Dunia, Aset Terkait Uang Global, Paris Club. Inilah beberapa pemberi pinjaman yang menyalurkan triliunan dolar AS ke berbagai negara.

Kewajiban penuh yang tidak biasa di negara-negara dengan upah rendah dan menengah (LMICs) bergerak menuju 9 triliun dolar AS. Jumlah tersebut mengenang Laporan Kewajiban Global 2023 yang didistribusikan Bank Dunia pada 13 Desember 2023.

Negara-negara LMIC juga mempunyai porsi obligasi asing terbesar yang pernah ada, yaitu sebesar 443,5 miliar dolar AS per tahun pada tahun 2022. Nilai ini dua kali lipat dari APBN Indonesia pada tahun 2023.

Menyinggung informasi Bank Dunia, 59% utang luar negeri LMICs diperoleh dari yayasan swasta. Strukturnya adalah pembelian kredit dan obligasi. Sementara itu, Bank Dunia, Dana Terkait Keuangan Global (IMF) dan berbagai lembaga multilateral menguasai 28% dari seluruh utang asing LMICs.

Dari seluruh utang luar negeri LMIC, menurut Bank Dunia, 4% berasal dari Tiongkok. Sejujurnya, AS dan mitra-mitranya berulang kali mengatakan bahwa Tiongkok membuat jerat kewajiban bagi negara-negara LMIC. AS dan mitra-mitranya juga mendorong Tiongkok untuk mengabaikan kewajiban LMICs.

Salah satu alasan mereka menekan Tiongkok adalah agar negara-negara LMIC mempunyai aset untuk mengurangi dampak perubahan lingkungan. Daripada membayar kewajiban kepada Tiongkok atau pemberi pinjaman lain, aset tersebut seharusnya lebih baik digunakan untuk berbagai proyek variasi perubahan lingkungan.

Secara umum, cadangan porsi kewajiban LMIC sama dengan 1.200 persen cadangan pengentasan perubahan lingkungan. Sehubungan dengan hal ini, LMIC mengalami kesulitan pendanaan untuk berbagai pemerintahan daerah. Faktanya, beberapa negara berkembang dan berkembang di Asia, Afrika, Karibia dan Pasifik mengalami masalah pendanaan untuk mengelola kegagalan yang disebabkan oleh perubahan lingkungan.

Negara-negara yang kurang beruntung adalah empat negara yang pada umumnya tidak berdaya menghadapi dampak perubahan lingkungan. Faktanya, negara-negara ini memberikan kontribusi paling kecil terhadap penyebab perubahan lingkungan.

Negara-negara Amerika Utara dan Eropa Barat memberikan kontribusi terbesar. Selama lebih dari 1,5 ratusan tahun mereka telah menghasilkan aliran karbon dan metana yang memicu perubahan lingkungan. Emanasi ini adalah hasil dari aktivitas moneter yang telah mendorong mereka menuju tingkat kesuksesan yang berkelanjutan.

Sejalan dengan hal ini, terdapat pula lobi-lobi untuk keadilan lingkungan dan kesetaraan karbon. Faktanya adalah produsen terbesar harus membuat komitmen yang lebih besar untuk mengurangi dampak perubahan lingkungan.

Dalam Perjanjian Paris tahun 2015, terdapat pembahasan mengenai negara-negara maju yang memberikan dana hingga 100 miliar dolar AS setiap tahunnya. Aset tersebut digunakan untuk meringankan dampak perubahan lingkungan dan kemajuan energi di negara maju dan berkembang. Sampai saat ini, pembicaraan tersebut belum muncul.

Lalu, pada saat itu ada satu lagi pemikiran untuk mengubah porsi kewajiban. Daripada membayar secara porsi, aset tersebut digunakan untuk meringankan dampak perubahan lingkungan dan kegiatan terkait. Ekuador melakukannya pada pertengahan tahun 2023.

Bagi Direktur Strategi Organisasi Eropa untuk Kewajiban dan Peningkatan (Eurodad), Iolanda Fresnillo, perdagangan obligasi bukanlah sebuah jawaban. Faktanya, berbagai tawaran subsidi untuk kemajuan energi dan pengentasan perubahan lingkungan masih bersifat wajib.

Kesepakatan itu memicu putaran tanpa Hoki99 akhir. Untuk membayar kewajiban, individu yang berhutang harus mengirimkan barang rutinnya. Interaksi ekstraksi meningkatkan produk sampingan bahan bakar fosil.

Sejalan dengan itu, Fresnillo dan banyak orang lainnya mengajukan saran yang lebih moderat. Menghilangkan kewajiban negara-negara miskin dan non-industri. Oleh karena itu, mereka tidak perlu lagi memikirkan penggantian biaya dan tidak lagi fokus pada pendanaan bantuan akibat perubahan lingkungan.

Negara-negara Amerika Utara dan Eropa Barat memberikan kontribusi terbesar. Selama lebih dari 1,5 ratusan tahun mereka telah menghasilkan aliran karbon dan metana yang memicu perubahan lingkungan. Emanasi ini adalah hasil dari aktivitas moneter yang telah mendorong mereka menuju tingkat kesuksesan yang berkelanjutan.

Sejalan dengan hal ini, terdapat pula lobi-lobi untuk keadilan lingkungan dan kesetaraan karbon. Faktanya adalah produsen terbesar harus membuat komitmen yang lebih besar untuk mengurangi dampak perubahan lingkungan.

Dalam Perjanjian Paris tahun 2015, terdapat pembahasan mengenai negara-negara maju yang memberikan dana hingga 100 miliar dolar AS setiap tahunnya. Aset tersebut digunakan untuk meringankan dampak perubahan lingkungan dan kemajuan energi di negara maju dan berkembang. Sampai saat ini, pembicaraan tersebut belum muncul.