Gaya Hidup Vegetarian Membuat Tubuh Semakin Bugar

Gaya Hidup Vegetarian Membuat Tubuh Semakin Bugar
Memang benar bahwa pola makan nabati atau vegetarian dapat sangat mengurangi kerusakan ekologis. Tidak ,hanya dalam hal, makanan yang, dimakan, pola makan vegetarian, juga tidak berbahaya, bagi ekosistem dalam hal, produksi. Pembicaraan, tentang makan lebih sedikit dan perubahan suhu global masih, berlanjut seiring dengan kemajuan ilmu, pengetahuan.

Pencinta, vegetarian bisa diartikan sebagai upaya untuk menghindari, segala jenis, makhluk yang berbuat ganda, baik untuk, pemanfaatan makanan, pakaian, produk perawatan, kecantikan atau keperluan ,lainnya. Khusus dalam hal makanan, kelompok, pecinta vegetarian tidak memakan makanan. atau memegang barang-barang ,yang berasal, dari hewan dengan cara apapun. Cara, hidup ini memiliki standar .dan tujuan yang berbeda, termasuk kesejahteraan dan perlindungan iklim. Gaya hidu,p vegetarian ini.secara logis mampu mengurangi, produk sampingan bahan bakar fosil sehingga dapat menambah upaya moderat, untuk mencegah perubahan, suhu global.

Hasil eksplorasi terbaru terkait hal ini diungkapkan oleh Peter Scarborough dan review lokal di Oxford College pada 20 Juli 2023. Hasil eksplorasi, menunjukkan, bahwa pola makan, vegetarian dapat, menurunkan ,produk samping bahan, bakar fosil, membatasi, kontaminasi air, dan memanfaatka.n bahan bakar, fosil. 75% lebih sedikit lahan dibandingkan pola, makan yang menghasilkan, lebih banyak 100 gram, daging secara, konsisten. Pola makan vegetarian juga dapat, mengurangi kepunahan, satwa liar sebesar 66% dan menghemat, penggunaan air sebesar 54%.

Pusat yang, berbasis di Inggris. menggunakan contoh 55.000 pekerja ,yang pola makan dan pola makannya diperiksa. Para pekerja, kemudian dibagi. menjadi enam kelompok,diet, yaitu pecinta vegetarian, vegan, hanya pemakan ikan, pemakan daging, hewan kecil, pemakan daging, hewan moderat, dan pemaka,n daging hewan ,peliharaan besar.

Oleh karena, itu, rata-rata ,pecinta sayuran, menghasilkan 2,16 kilogram, karbon dioksida, (CO2), 4,49 gram gas metana (CH4,),; dan 0,71 gram dinitrogen, oksida (N20). Berbeda dengan hasil tersebut, seseorang, yang mengonsumsi daging dalam, jumlah besar menghasilkan lebih, banyak ketiga campuran tersebut, yaitu, 7,28 kilogram karbon dioksida (,CO2), 65,4 gram gas ,metana (CH4), dan 2,62 gram dinitrogen oksida (N20). ).

Scarborough dan kelompoknya juga mengumpulkan informasi dari 38.000 wisma di 119 negara untuk mengevaluasi perbedaan pengaruh jenis makanan tertentu yang dikirimkan melalui berbagai cara dan tempat. Dampak penting dari eksplorasi ini tidak terfokus pada bahan pangan nabati, namun pada penciptaan pangan. Berdasarkan pengujian, daging dengan pengaruh arus keluar paling rendah (babi alami) menyebabkan kerusakan lingkungan beberapa kali lebih besar dibandingkan minyak nabati sebagai hasil panen yang paling tinggi emisinya.

Penemuan-penemuan dalam konsentrat ini sekali lagi menegaskan eksplorasi masa lalu terkait dengan penciptaan pangan dan berapa banyak pembuangan yang dihasilkan. Pada tahun 2019, Joseph Poore dan T Nemecek dari Oxford College menyampaikan hasil ujian mereka di buku harian Science. tulis Joseph Poore.

Dalam penelitiannya, Joseph Poore menyatakan bahwa hewan peliharaan yang model papannya juga memengaruhi seberapa besar emanasinya. Sapi potong yang dipelihara di lahan yang gundul, misalnya, menghasilkan zat perusak ozon berkali-kali lipat lebih banyak dan memanfaatkan lahan berkali-kali lipat lebih banyak daripada yang dimakan di ladang.

Kedua hasil eksplorasi ini memang mempunyai rencana sampingan untuk mendukung English Wellbeing Collusion yang menyusun pedoman (promosi) dan beban terhadap varietas pangan tinggi karbon yang berbatas waktu. Mulai ,sekitar tahun 2020, di, Inggris telah terjadi. pertemuan yang terdiri, dari pekerja kesejahteraan, yang mengharuskan biaya karbon dibebankan, pada pembuat makanan pada, tahun 2025 guna menangani darurat, lingkungan. Sejak saat itu, berbagai misi, muncul untuk merangkul pecinta ,vegetarian dan pola makan vegan, yang menyebar dari, wilayah tengah, Eropa hingga Amerika.

Berjuang
Boleh, dibilang, untuk pola makan ini ada dua. kubu besar yang ,saling bersaing, yaitu kubu pecinta vegetarian dan kubu non,-vegetarian. Jika diikuti, upaya pertemuan ,vegetarian ini mendapat, bantuan dari ,Universitas Oxford dengan, berbagai investigasi yang dapat, diprediksi dari tahun ke tahun untuk, mengungkapkan komitmen besar terhadap, produk sampingan bahan bakar ,fosil dari penciptaan makanan, berbasis hewan. Para pecinta vegetarian dan vegan juga telah mendapatkan peminatnya di berbagai negara Eropa yang mempunyai tujuan nihil emanasi pada tahun 2040.