Chelsea Hancurkan Mimpi Manchester United

Chelsea Hancurkan Mimpi Manchester United

Chelsea Hancurkan Mimpi Manchester United
Chelsea telah memenangkan tiga trofi Eropa dan dua gelar Chief Association mulai sekitar tahun 2013. Meskipun demikian, mereka gagal memenangkan satu pertandingan tandang di base camp Manchester United, Old Trafford Arena, sejak saat itu.

“Theater of Dreams”, sebutan untuk Old Trafford Arena, tidak pernah menjadi tempat yang nyaman bagi Chelsea. Saat ini, bersama dengan Administrator Mauricio Pochettino, Chelsea berupaya memanfaatkan pergerakan maju untuk melenyapkan Teater Fantasi.

Kemenangan 3-2 atas Brighton and Hove Albion di pertandingan Chief Association akhir pekan lalu memberikan penyegaran yang sangat dibutuhkan dalam bentuk harapan di tim Chelsea. Pada laga tersebut, Chelsea tampil gagah dengan 10 pemainnya sejak babak terakhir. Mereka memiliki opsi untuk mempertahankan keunggulan mereka di sisa pertandingan.

Hasil tersebut akan coba ditiru Pochettino dalam situasi sulit saat bertandang ke base camp Grup Malaikat Jatuh Merah, Kamis (7/12/2023) pukul 03.15 WIB. Kemungkinan Chelsea menyelesaikan mimpi buruknya setiap kali mengunjungi Teater Fantasi saat ini terbuka sepenuhnya.

MU berada dalam kondisi yang tidak ideal menyusul kekalahan sulit 0-1 dari Newcastle Bergabung di laga sebelumnya. Para pemain MU mendapat ulasan ulang karena penampilan mereka yang dinilai banyak orang sangat lesu.

Berita miring
MU belakangan ini diterpa kabar duka terkait Chief Erik ten Witch. Ia diperkirakan kehilangan sebagian bantuannya di area ganti grup karena para pemain MU bisa saja melakukannya tanpa gaya latihannya. Selain itu, para pemain juga membahas cara Sepuluh Penyihir untuk tetap membekukan Jadon Sancho dari kru mereka.

Kolumnis Sky Sports, Kaveh Solhekol mengungkapkan, para pemain MU merasa persiapannya terlalu keras dengan banyak berlari. Seperti yang ditunjukkan olehnya, para pemain senior telah berbicara kepada Ten Witch tentang apa yang mereka rasakan sebagai masalah dengan grupnya.

Mereka menganggap Sepuluh Penyihir harus lebih berhati-hati dan hati-hati. Para pemain senior juga membandingkan teknik persiapan Ten Witch dan manajer lain di klub tempat mereka bermain baru-baru ini.

“Saya diberi tahu bahwa para pemain tidak tahu mengapa mereka mencalonkan diri. Mereka merasa pemain sebagai eksekutif mungkin lebih baik, namun Erik Ten Witch adalah pemimpinnya dan dia adalah orang yang mengambil keputusan. Dia lebih suka Dia tidak akan berubah. Dia akan melakukan segalanya sesuai keinginannya. Saya juga mendapat data bahwa ada beberapa pemain yang menilai dia terlalu solid dan mekanis, kata Solhekol, Selasa (5/12/2023).

Situasi yang, berbelit-belit, di MU kini menjadi, energi yang tepat, bagi Chelsea, untuk meraih kesuksesan. paling berkesan, di Old Trafford mulai, sekitar tahun 2013. Apalagi, Pochettino, dikenal sebagai pemimpin ,yang sangat menikmati, kesulitan dan berpikir sejenak. untuk menghadapi tantangan, berat.

Atribut tersebut terlihat saat “Si Biru” mengalahkan Brighton. Ketika pemain mereka, Conor Gallagher, diganjar kartu merah jelang akhir babak pertama, Pochettino tak meminta timnya mengendurkan serangan meski sempat unggul 2-1.

Kemudian lagi, mantan presiden Tottenham Hotspur mengatur agar para pemain Chelsea melakukan penyerangan. Pochettino tampak mengabaikan pertaruhan menyerah karena dikerdilkan oleh Brighton yang sangat memikat dalam hal penyerangan.

“Ini adalah ujian besar. Saat ini, kami sangat, ingin menunjukkan, bahwa kami adalah. sebuah grup. Tanpa diragukan lagi, itulah yang. kami tunjukkan,” kata Pochettino, mengulangi, kata-katanya di area, ganti pemain saat jeda turun, minum pertandingan melawan, Brighton.

Pochettino “memberi wacana” di area ganti pemain dalam waktu yang lama untuk menyulut kegembiraan krunya, para pemain Brighton disuruh menunggu beberapa saat untuk berkontribusi untuk memulai pertandingan bagian akhir.

MU kini berada di peringkat ketujuh, unggul lima poin dari Chelsea di peringkat 10 yang mengumpulkan 19 poin. Meski unggul fokus, MU punya selisih gol yang lebih disayangkan dibandingkan Chelsea, yakni yang pendek, sedangkan Chelsea punya tiga gol.

Lini pertahanan MU kini menjadi sorotan usai gagal mengejar keunggulan atas Galatasaray pada laga Asosiasi Bos Eropa. Mereka pun tampil “malas-malasan” saat dihancurkan Newcastle.

Melawan Newcastle, para pemain MU tidak bisa menahan pergerakan pemain Newcastle tanpa bola. Harry Maguire dan kawan-kawan juga kerap tidak mengetahui perkembangan lini serang Newcastle. Chelsea bisa memanfaatkan kesalahan seperti ini untuk mempermalukan MU di Old Trafford.

Kemudian lagi, Ketua MU Bruno Fernandes mengatakan kelompoknya sangat peduli dengan masalah yang terjadi di luar pertandingan. Menurut Bruno, MU akan berusaha mengimbangi kekuatannya atas Chelsea di Old Trafford.

“Memfokuskan diri pada pertandingan demi pertandingan adalah sesuatu yang bisa kami kendalikan saat ini. Kami tidak bisa benar-benar memeriksa klasemen. Kami perlu meningkatkan kapasitas kami untuk menghadapi kesulitan-kesulitan berikut ini,” katanya.