Brasil Diberi Pukulan Telak Oleh Argentina Sang Rival
Sekali lagi Claudio Echeverri memamerkan kemampuannya yang luar biasa saat membawa Argentina U-17 ke babak penyisihan Piala Dunia. Dia memberikan pukulan telak berikutnya kepada publik sepak bola Brasil.
Hanya dalam dua hari saja, publik sepak bola Brasil berduka sedalam-dalamnya. Setelah grup publik Brasil kalah dari rival paling dibencinya, Argentina, di laga kualifikasi Piala Dunia 2026, kali ini peluang grup U-17 mereka rentan di hadapan awak Argentina U-17 dengan skor tidak proporsional 0-3. Claudio “The Little Fiend” Echeverri memberikan bencana besar bagi kemajuan Brasil di Piala Dunia U-17.
Air mata suporter Brasil belum juga kering karena kekalahan telak 0-1 dari Argentina di Maracana Arena, kesedihan kembali menyelimuti mereka untuk kali berikutnya. Grup Brasil U-17, yang diharapkan dapat membuktikan kekalahan seniornya secara meyakinkan, justru mengalami kekalahan lebih besar.
Ini pertandingan yang menyusahkan,” kata Mentor Argentina Diego Placente.
Pertandingan antara, dua monster sepak bola, Amerika Selatan. di semua kelompok umur, ini selalu sarat, dengan perdebatan hangat. Ketika massa, Argentina dan Brazil bertanding di Maracana, terjadi perkelahian, antara polisi Brazil dan. suporter Argentina yang, mengakibatkan seorang, pengamat, terluka parah di bagian kepala. Pertandingan, harus ditunda selama 30 menit dengan, harapan ,situasi akan tenang.
Seolah ingin mengulang apa yang terjadi di laga grup senior, laga perempat final Piala Dunia U-17 kedua negara pun sempat tertunda selama 30 menit. Pasalnya, hujan deras menghanyutkan Jakarta Global Arena sehingga air membanjiri lapangan dan membuat bola tidak terombang-ambing dan bergerak ideal.
Ketika pertandingan akhirnya dimulai, pertengkaran dan bau balas dendam pun segera muncul. Kedua belah pihak memainkan permainan terbuka yang disertai dengan banyak konflik nyata antar pemain. Brasil dan Argentina saling mengejar, bersaing untuk mencetak gol terlebih dahulu.
Pertahanan jarak dekat kedua tim menyiratkan bahwa keduanya berusaha mencetak gol melalui tembakan jarak jauh. Brasil memiliki sejumlah peluang, namun penyelesaian yang dilakukan Kaua Elias dan rekan-rekannya tidak terlalu ideal. Apalagi, para pemain Argentina lalai mencari lubang untuk menaklukkan kiper Phillipe Gabriel.
Saat jeda sempat terhenti, Echeverri menunjukkan kepiawaian dan kemampuannya yang luar biasa sebagai pembeda dalam pertandingan. Berlari dari area bermain Argentina, Echeverri menghentikan tendangan keras sebelum memasuki kotak hukuman Brasil. Tendangan Echeverri membentur kaki bek Brasil itu dan mengirim bola ke gawang setelah menyundul ke arah berbeda.
Gol Echeverri mengguncang sikap para pemain Brasil. Mereka bermain dengan kecenderungan yang cukup, sehingga tidak mengikuti pedoman Mentor Phelipe Leal. Kedisiplinan Argentina dalam menjaga membuat pemain Brasil kesulitan melakukan perpaduan umpan-umpan pendek di sepertiga akhir permainan.
Brasil tidak bermain dengan ide yang masuk akal. Mereka kerap melemparkan bola dari lini belakang ke depan, ketimbang membangun serangan dari bawah. Keputusan ini membantu Argentina, yang secara efektif siap mengurangi upaya penyerangan Brasil.
Selain itu, pengamanan di Brasil tidak hanya terpusat pada satu kesatuan saja. Mereka bergerak dan bertindak dengan bebas. Artinya, hanya dalam satu umpan silang, penyerang asal Argentina itu berada dalam situasi berbahaya bagi gawang Brasil.
Dalam situasi itu, Echeverri kembali menegur Brasil dengan gol berikutnya. Kali ini, Echeverri melewati bek Brasil itu dan menaklukkan kiper dari jarak dekat. Rencana serupa terjadi pada gol ketiga Echeverri. Sangat wajar jika pertahanan Brasil disusupi dengan satu operan terdepan.
Tim ini memainkan permainan yang hebat. Saat ini adalah kesempatan ideal bagi kami untuk mengambil bagian dalam kemenangan ini dan kemudian merenungkan pertandingan melawan Jerman, ungkap Echeverri usai pertandingan.
Hingga laga usai, Brasil gagal mencetak satu gol pun ke gawang Argentina. Hasil ini nampaknya mengulangi kelemahan kelompok publik senior mereka. Brasil sebagai juara bertahan Piala Dunia U-17 harus pulang lebih awal.
Leal mengakui bahwa kelompoknya tidak tampil baik. Dia tidak mengantisipasi, kalau kelompoknya, akan kalah dengan keunggulan, obyektif sebesar itu. Faktanya, para pemain. Brasil U-17 bermaksud membalas, kekalahan yang, dialami tim, seniornya beberapa. hari sebelumnya.
Hasil ini menutup, peluang Brasil untuk. menambah koleksi, gelar Piala Dunia U-17. Brasil,(juara empat kali) adalah negara,. terbanyak kedua yang. menjuarai Piala Dunia, U-17 setelah Nigeria (berkali-kali).
Sebaliknya, kemenangan atas, Brasil tetap menghidupkan ekspektasi .Argentina untuk meraih gelar, utama Piala Dunia U-17 berdasarkan, pengalaman mereka. Meski begitu, Echeverri dan ,rekan-rekannya harus memikirkan cara untuk mengalahkan Jerman ,terlebih dahulu setelah beberapa waktu.