Bandara Memerlukan Teknologi Pencegah Tabrakan Pesawat

Bandara Memerlukan Teknologi Pencegah Tabrakan Pesawat

Bandara Memerlukan Teknologi Pencegah Tabrakan Pesawat – Tumbukan yang terjalin antara Airbus A350 kepunyaan kongsi penerbangan Japan Airlines serta pesawat turboprop Bombardier Dash- 8 kepunyaan Pengawal Tepi laut Jepang di Lapangan terbang Haneda, Tokyo, Jepang, memunculkan kebingungan. Kebingungan itu terpaut dengan kesenjangan dalam teknologi peringatan dini yang dibutuhkan operator serta lapangan terbang.

Sepanjang ini, dari transkrip dialog antara tower pengawas lapangan terbang serta kedua pesawat yang diterbitkan Kamis( 4 atau 1 atau 2024) terbongkar, pesawat Pengawal Tepi laut Jepang belum mendapatkan permisi maju ke alas pacu buat bebas alas. Sedangkan itu, A350 dengan no penerbangan JAL- 516 sudah menemukan permisi berlabuh serta tengah meluncur buat berlabuh.

Beberapa pihak beranggapan, bila terdapat sokongan teknologi yang membagikan peringatan atas suasana itu, kejadian bisa dijauhi. Walaupun sedang sangat dini buat memastikan pemicu tumbukan, merujuk transkrip dialog antara tower pengawas lapangan terbang serta kedua pesawat itu nampak sudah terjalin kekeliruan komunikasi.

Dikala ini regu interogator sedang mengecek obrolan tower pengawas dengan para angkasawan. Selanjutnya, dalam sebagian hari kelak, mereka hendak mengawali pengecekan rinci kepada sistem pesawat serta lapangan terbang.

Musibah di Haneda ini terjalin sebagian babe138 pekan sehabis golongan keamanan yang berplatform di Amerika Sindikat melantamkan aksi garis besar buat menghindari kejadian tumbukan di alas pacu bersamaan kian padatnya kemudian rute hawa.

Resiko pelanggaran alas pacu mengakibatkan kebingungan garis besar serta akibat dari pelanggaran itu amat akut,” tutur CEO Flight Safety Foundation Hassan Shahidi.

Walaupun tumbukan di bumi yang menyebabkan luka ataupun kehancuran tidak sering terjalin, kemampuan korban jiwa tercantum yang paling tinggi dibanding dengan jenis lain. Musibah penerbangan yang sangat memadamkan di bumi sempat terjalin kala terjalin tumbukan di antara 2 pesawat Boeing 747 di Tenerife, Spanyol, pada 1977. Kejadian itu membunuh 583 orang.

Pada 2016, pesawat Airbus A320 kepunyaan Cina Eastern yang tengah meluncur di alas pacu hampir beradu dengan pesawat A330 dari kongsi yang serupa di Shanghai, Cina. Dikala itu, A330 yang terkini saja berlabuh tengah maju mengarah halte. Buat mengarah halte, A330 itu wajib melewati alas pacu yang kala itu lagi aktif.

Bagi The Aviation Herald, pesawat sudah diinstruksikan buat menyudahi. Tetapi, pesawat nyatanya lalu beranjak. Angkasawan yang mengawaki A320 memandang A330 melintas menyudahi buat senantiasa” tusuk gas”. Sebabnya, tidak membolehkan lagi buat mengerem serta bila itu yang dicoba malah hendak terjalin tumbukan.

Asian, opsi buat tusuk gas merupakan pas. A320 sukses terbang serta melintas 19 m saja di atas A330. Dalam pelacakan, daulat penerbangan Cina, CAAC, merumuskan, peristiwa itu dipicu kekeliruan instruksi dari tower pengawasan.

Di AS, banyaknya peristiwa hampir apes semacam ini melatarbelakangi pembuatan panel pakar buat menanggulangi keletihan pengontrol. Yayasan Keamanan Penerbangan yang berplatform di Washington, AS, mengatakan, kendala komunikasi kerap kali menimbulkan tumbukan. Tetapi, minimnya perlengkapan elektronik buat menjauhi tumbukan di bumi terus menjadi jadi atensi.

Sistem peringatan buat menjauhi tumbukan di hawa telah ada semenjak 1980- an.” Banyak kejadian sungguh- sungguh yang dapat dijauhi lewat teknologi pemahaman situasional yang lebih bagus. Ini dapat menolong tower pengawas kemudian rute hawa serta angkasawan buat mengetahui kemampuan tumbukan di alas pacu,” ucap Shahidi.

Administrasi Penerbangan Federal mengatakan, 35 lapangan terbang di AS telah dilengkapi sistem ASDE- X. Sistem itu memakai pencari, satelit, serta perlengkapan pelayaran yang diucap multilaterasi buat melacak pergerakan di alas.

Pada 2018, Airbus berkata, grupnya bertugas serupa dengan Honeywell buat meningkatkan sistem SURF- A ataupun Surface- Alert. Sistem itu buat menolong menghindari tumbukan di alas dengan membagikan peringatan visual serta audio pada angkasawan.

Cuma, belum ketahui bila sistem ini hendak dipakai sebab sebagian kongsi penerbangan tidak mau menanggung bayaran bonus. Informasi yang dikeluarkan tahun 2021 mengatakan, salah satu kongsi penerbangan merasa keberatan dengan bayaran SURF itu.

Para pakar dalam pabrik penerbangan mengatakan, pabrik penerbangan sering dihadapkan pada opsi kompleks antara bayaran serta keamanan. Para pakar pula berkata, teknologi peringatan di bumi lebih kompleks dibanding di hawa sebab lebih banyak halangan di bumi. Pada 2022, 2 aparat pemadam kebakaran berpulang kala alat transportasi mereka yang tidak terlacak menabrak pesawat Airbus A320 LATAM dikala bebas alas.

Kepala Bagian Teknologi Angkasa Honeywell Jim Currier pada kantor informasi Reuters menarangkan, sistem peringatan ini telah lewat serangkaian pengetesan. Hasilnya bagus serta saat ini tengah menunggu sertifikasi. Sistem ini diharapkan telah dapat dipakai kongsi penerbangan dengan cara berangsur- angsur sepanjang sebagian tahun ke depan.

Di bagian lain, walaupun pendaratan otomatis terus menjadi kerap dipakai, para pakar berkata, sedang banyak perihal yang tergantung pada angkasawan. Perkaranya, tidak dapat pula seluruhnya memercayakan pandangan angkasawan. Dapat saja pandangan angkasawan tersendat sebab bobot kegiatan yang berat ataupun kaburnya alas pacu pada malam hari.

Bisakah mereka memandang pesawat pengawal tepi laut itu di alas pacu,” tutur mantan interogator musibah hawa AS, John Cox.

Dalam memo, permasalahan minimnya pencerahan pula jadi pemicu terbentuknya tumbukan antara pesawat USAir serta pesawat SkyWest Airlines di Lapangan terbang Global Los Angeles, California, AS, pada 1991.” Badan USAir dengan cara kasatmata tidak dapat memandang SkyWest Metroliner di situ. Walaupun terletak di alas pacu, pencahayaannya kurang serta orang tidak dapat melihatnya dengan cara kasatmata,” ucap Cox.

Angkasawan pesawat pengawal tepi laut, Genki Miyamoto, melaporkan kebalikannya. Beliau berterus terang telah menemukan permisi bebas alas. Sebab itu, beliau mengarah alas pacu.

Sedangkan, bagi ATC, Miyamoto dimohon mengarah titik menunggu. Dalam rekaman yang ditayangkan Departemen Pemindahan, Miyamoto mengulangi perintah ATC. Departemen mengatakan, titik menunggu merupakan posisi pesawat menyudahi di antara alas aju( taxi way) serta alas pacu.

Ada pula Japan Airlines( JAL) menerangkan, angkasawan mereka berlabuh di alas yang ditunjuk ATC. Komunikasi terakhir angkasawan JAL dengan ATC dicoba 2 menit saat sebelum tumbukan terjalin. Dalam rekaman yang ditayangkan, angkasawan mengonfirmasi posisi pendaratan pada ATC.

Saat ini, permasalahan itu ditilik interogator dari Jepang, Inggris, Kanada, serta Perancis. JAL memakai pesawat Airbus yang terbuat industri kombinasi berinduk di Perancis. Pesawat itu memakai mesin ciptaan Inggris. Ada pula pengawal tepi laut mengenakan pesawat ciptaan Kanada.

Bagi interogator, kotak gelap pesawat pengawal tepi laut telah ditemui serta mulai ditilik. Ada pula kotak gelap pesawat JAL sedang dicari.

Dikabarkan tv NHK, angkasawan JAL awal mulanya tidak ketahui pesawatnya dibakar. Angkasawan terkini ketahui sehabis Dikala itu, kabin telah dipadati asap. Para penumpang belingsatan serta memohon pintu gawat lekas dibuka.

Kebakaran membuat cuma satu pintu gawat nyaman digunakan. Perkaranya, radio kabin tidak berperan alhasil angkasawan tidak dapat memublikasikan pemakaian pintu itu.

Untunglah, badan di bagian balik pesawat berinisiatif lain. Mereka mengenakan pelantang suara serta memohon penumpang pergi dari balik.

Dalam 18 menit, seluruh penumpang serta badan sudah pergi dari pesawat. Tidak lama setelah itu, pesawat yang tubuhnya dari polimer itu dibakar habis.

Tetapi, 5 badan pesawat pengawal tepi laut tidak hanya Miyamoto berpulang. Pesawat yang mengangkat dorongan untuk korban guncangan di Ishikawa itu pula dibakar.

JAL berterus terang, kehilangan sangat sedikit 15 miliyar yen ataupun lebih dari Rp 1, 6 triliun. Kehilangan itu hendak dijamin asuransi. Bagi Reuters, AIG jadi fasilitator asuransi untuk JAL dengan amanah sampai 130 juta dollar AS ataupun dekat Rp 2 triliun.

JAL bersama All Nippon Airways pula memublikasikan pembatalan lebih dari 100 penerbangan semenjak Rabu. Segenap penerbangan dalam negeri Jepang.

Pada Kamis, pembatalan 65 penerbangan ANA berefek pada 15. 400 penumpang. Ada pula pemisahan 68 penerbangan JAL berefek pada 13. 000 penumpang.