Argentina Dan Mali Mengincar Kemenangan Demi Perunggu
Rekan perebutan peringkat ketiga Piala Dunia U-17 2023, Jumat (1/12/2023) pukul 19.00, tak salah dinilai oleh Mali dan Argentina. Kedua grup saling berebut medali perunggu di Arena Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, untuk menyudahi laga layaknya Indonesia tanpa tangan kosong.
Eksibisi menarik dan penampilan apik Mali dalam enam laga yang mereka jalani di Indonesia 2023 tak terbantahkan. Dua kekalahan yang dialami awak “Falcon” melawan grup Eropa, khususnya Spanyol dan Prancis, lebih disebabkan oleh kesalahan individu pemain yang lalai. untuk mengendalikan sikap mereka dengan tepat. Besar. Dalam dua laga tersebut, satu pemain Mali diganjar kartu merah.
Terlepas dari, kenyataan bahwa mereka gagal mencapai, tujuan mereka untuk, tampil di final, Mali memiliki. masa depan yang, cerah dengan, hadirnya, pemain-pemain, berkemampuan, luar biasa. Mereka bisa menyaingi pemain-pemain Eropa yang sudah, dilatih sejak kecil.
Saat menghadapi Prancis, Mali justru kehilangan fokus di papan skor. Dalam catatan faktual lainnya, Mali jauh lebih baik dari Prancis. Mereka mengumpulkan 54% penguasaan bola, 20 tembakan, enam di antaranya tepat sasaran, dan 404 operan dengan ketepatan laju 82%.
Menariknya, Prancis yang tampil luar biasa hingga terakhir hanya menguasai 46% penguasaan bola, 5 tembakan tepat sasaran dari 9 kali percobaan, dan 349 operan dengan tingkat presisi operan 79%.
The Birds pun menjadi tim utama yang mengalahkan ketangguhan kiper Prancis, Paul Argney. Mereka, menutupnya dengan rekor, tak terkalahkan, dari Les Bleuetes, julukan ,Prancis, dalam lima laga Piala, Dunia U-17 2023.
Mengingat, pameran besar ini, mentor asal Mali, Soumaila. Coulibaly, yakin bahwa kelompoknya tidak dapat mengingat, hasil akhir yang menyakitkan. saat melawan Prancis, sehingga mereka dapat mengikuti penampilan mengejutkan mereka ,saat menghadapi. Argentina. Coulibaly mengatakan. pihaknya akan tampil dengan pameran terbaik untuk menutup dukungan, mereka di Indonesia 2023 dengan hasil, yang positif.
Oleh karena itu, kami akan bermain penuh misi untuk mendominasi pertandingan terakhir. Kami harus pulang dengan membawa medali perunggu untuk memuji sekutu kami,” ujar Coulibaly di Surakarta. , Kamis (30/11/2023).
Coulibaly memilih tak menggelar persiapan resmi di Lapangan Sriwaru, Surakarta, karena hujan deras. Secara keseluruhan, awak Falcon menjalani persiapan di lapangan, Rabu (29/11/2023). Meski tidak ada persiapan di lapangan, para pemain Mali melakukan persiapan kesehatan dan mengadakan pertemuan kelompok di penginapan untuk mengkaji cetak biru melawan Argentina.
Dukungan sekutu
Apalagi, Coulibaly yakin kelompoknya akan kembali mendapat dukungan masyarakat Indonesia di Manahan. Pada pertandingan melawan Prancis, sebagian besar dari 12.013 penonton yang hadir meneriakkan drone untuk kru Mali selama pertandingan.
Ketika para pemain Mali menundukkan kepala dan menangis setelah mendengar peluit akhir, para suporter bersorak sorai mengapresiasi persembahan menteri Afrika. Coulibaly menilai besarnya bantuan dari masyarakat Indonesia dirasa patut dirasakan para pemain SMA-nya.
Sekali lagi kami percaya masyarakat Indonesia akan memberikan bantuan untuk pertandingan terakhir kami di sini. Insya Allah kami bisa menang,” kata Coulibaly, yang menghabiskan 10 tahun sebagai pemain. pemain di Asosiasi Jerman.
Dua penampilan terakhir Mali memecahkan rekor partisipasi di Manahan Arena pada Piala Dunia U-17 2023. Pada duel perempat final melawan Maroko, 8.589 penonton menyaksikan pertandingan dari tribun penonton. Pertandingan babak penyisihan antara Mali dan Prancis disaksikan oleh 12.013 pasang mata. Itu merupakan rekor jumlah penonton terbanyak di Manahan hingga saat ini.
Jika bisa mengalahkan Argentina, Mali akan meraih penghargaan keduanya di Piala Dunia U-17. Sebelumnya, mereka membawa pulang medali perak di Chile 2015. Mereka gagal meraih medali perunggu di India 2017 karena kalah 0-2 dari Brasil.
Misi ganda
Argentina pun tak akan membiarkan penghargaan perunggu lepas dari genggamannya. Mentor Argentina Diego Placenta menilai penampilan pemainnya secara umum bagus saat menghadapi Jerman di babak penyisihan, namun mereka tidak mendapat karma di adu penalti.
Di Piala Dunia U-17, Argentina pernah bertemu Mali di perempat final versi Trinidad-Tobago 2001. Saat itu, “La Albiceleste” menang 2-1.
Argentina juga telah memainkan lima pertandingan terakhirnya untuk memperebutkan tempat ketiga. Mereka berkali-kali menang di Italia 1991, Ekuador 1995, dan Finlandia 2003. Burkina Faso di Trinidad-Tobago 2001 dan Swedia di Uni Emirat Arab Badui 2013 menjadi dua grup yang membuat Argentina pulang tanpa kemenangan.
Selain mengejar medali perunggu, tim asal Argentina juga akan bekerja sama untuk menjamin striker Agustin Ruberto kembali membawa gelar sepatu cemerlang atau top skorer. Hingga babak penyisihan, Ruberto, pemain Waterway Plate, sudah mencetak delapan gol.