Amerika Keberatan Kembali Menunda Gencatan Senjata Gaza
Pertemuan Keamanan Negara-Negara Bersatu kembali menunda keputusan untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza karena adanya keluhan dari AS. Keluhan AS sehubungan dengan ketentuan penghentian ancaman dan cara paling umum dalam meninjau truk yang menyampaikan panduan filantropis.
Keputusan mendukung gencatan senjata di Gaza ditunda pada hari Senin, kemudian ditunda lagi hingga Rabu (20/12/2023). Penundaan ini karena orang-orang dari Kamar Keamanan Negara-Negara Berkumpul (DK PBB) benar-benar melakukan tawar-menawar untuk menghindari pukulan hitam AS lainnya.
AS juga masih ragu-ragu dalam memandang Israel benar dalam mempertahankan diri dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Israel membalas serangan tersebut dengan serangan ke Gaza yang kini telah berlangsung selama 76 hari.
“Kami masih berkonsentrasi pada modalitas tujuan. Sejauh yang kami khawatirkan, penting bagi dunia untuk memahami apa yang dipermasalahkan di sini dan apa yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober dan bagaimana Israel memiliki hak istimewa untuk melindungi diri dari bahaya tersebut. ,” kata perwakilan Pertemuan Keamanan Publik AS John Kirby.
Pemungutan suara DK PBB mengenai tujuan yang didukung oleh Majelis Emirat Timur Tengah awalnya dijadwalkan pada Selasa pukul 17.00 waktu setempat. Namun pertemuan itu akhirnya dibatalkan karena AS meminta waktu tambahan. Pemungutan suara terbaru diperkirakan akan dilakukan setelah persiapan terbuka, diikuti dengan konferensi tertutup mengenai misi politik PBB di Afghanistan pada Rabu pagi.
Rancangan tujuan yang dibahas pada Senin pagi memerlukan kesungguhan dan dukungan terhadap penghentian ancaman. Meski demikian, isinya diubah lagi pada Selasa pagi. Penegasan ini dipermudah dalam rancangan lain yang mewajibkan penangguhan segera atas ancaman terhadap izin yang dilindungi dan akses filantropis yang tidak terhalang. Juga, untuk membuat langkah sungguh-sungguh menuju penangguhan ancaman yang terus berlanjut.
Protes AS kali ini diyakini ada kaitannya dengan dua isu, yakni istilah berakhirnya ancaman dan pemeriksaan truk pembawa panduan welas asih yang dilakukan kelompok dari PBB. Berdasarkan sumber diskresi yang tidak ingin disebutkan namanya, sebelumnya, AS telah menentang proklamasi sehubungan dengan penangguhan ancaman. Perwakilan tersebut menyatakan bahwa hingga saat ini istilah tersebut masih menjadi isu bagi AS.
Tujuan tersebut juga meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menyusun komponen pemantauan untuk pengiriman bantuan ke Gaza. Para pejabat mengatakan hal ini juga menjadi masalah bagi AS karena mengabaikan pemikiran para pemandu Israel yang memasuki wilayah tersebut.
Pada tanggal 8 Desember, AS Hoki99 menolak tujuan DK PBB yang ditegakkan oleh hampir semua individu yang tersisa dalam pertemuan tersebut. Pemerintahan AS juga bentrok dengan banyak negara lain yang meminta penundaan kegiatan filantropis di Gaza. Broad Gathering yang terdiri dari 193 bagian mendukung tujuan serupa pada 12 Desember dengan 153 mendukung, 10 menentang, dan 23 abstain.
Sebelumnya, pada tanggal 15 November, DK PBB menetapkan tujuan yang memerlukan kelonggaran yang mendesak dan diperluas dalam perjuangan ini. Tujuannya juga memerlukan penyampaian bantuan tanpa hambatan kepada orang-orang biasa dan kedatangan yang tidak dibatasi, dengan segala sesuatunya setara. AS memutuskan untuk menjauhi tujuan tersebut.
AS berulang kali menyerukan penilaian atas serangan tak terduga Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Negara adidaya juga menyerukan pengakuan atas tindakan Israel yang lebih benar daripada salah dalam hal perlindungan diri. Pengakuan bahwa Israel berada di jalur yang benar untuk melindungi diri mereka sendiri tidak diingat dalam tujuan apa pun yang telah diambil oleh DK PBB.
Dalam persiapan dengan para menteri, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan Israel siap menghadapi penundaan bermanfaat lainnya dan bantuan filantropis tambahan untuk memberdayakan kedatangan para tahanan. Bagaimanapun, Diplomat UEA Timur Tengah untuk PBB Lana Nusseibeh mengatakan tujuan baru tersebut harus mencakup lebih banyak hal daripada tujuan 15 November.
Tujuan DK PBB dianggap penting karena bersifat membatasi meskipun banyak pihak yang memutuskan untuk mengabaikannya. Sementara itu, tujuan-tujuan Pertemuan Umum PBB tidak membatasi secara sah, meskipun faktanya tujuan-tujuan ini merupakan ukuran penting dalam penilaian dunia.
Selain melalui PBB, upaya strategi dan diskusi untuk menghentikan konflik di Gaza juga dilakukan antar negara. Pada Rabu malam, pelopor Hamas Ismail Haniyeh muncul di Kairo, Mesir, untuk memimpin penunjukan Hamas untuk bertemu dengan Bos Pengetahuan Mesir Abbas Kamel.
Sebuah sumber di Hamas memahami bahwa diskusi antara Hamas dan Mesir akan fokus pada penyebaran panduan yang bermanfaat, penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza, dan pemulangan warga Gaza yang telah menjadi pengungsi ke tempat mereka dibesarkan dan kota-kota di Gaza utara. . Kunjungan Haniyeh ke Mesir merupakan yang kedua sejak meletusnya perang Hamas-Israel.
Ketegangan terhadap Israel sehubungan dengan serangan di Gaza terus meningkat. Pada hari Rabu, Malaysia secara resmi melarang kapal barang milik Israel untuk berlabuh di pelabuhannya. Pembatasan tersebut merupakan reaksi negara tetangganya terhadap aktivitas Israel di Gaza yang menurut mereka demikian.